Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memberikan rekomendasi beli untuk saham emiten pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Pelonggaran pengetatan aktivitas masyarakat di luar ruang atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara bertahap mulai awal bulan ini membawa secercah harapan bagi emiten dengan kode saham JSMR tersebut.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Farah Oktaviani menilai Jasa Marga merupakan salah satu proxy dari pemulihan ekonomi. Adapun, pemulihan ekonomi disebut sebanding dengan peningkatan program vaksinasi yang tengah dijalankan pemerintah saat ini.
“PPKM Darurat baru-baru ini menyebabkan trafik JSMR yang lebih rendah pada Juli 2021 menjadi minus 30 persen dari level normal,” tulis Farah dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Senin (30/8/2021).
Namun, trafik terpantau mulai membaik sejak pemerintah melonggarkan PPKM pada pertengahan Agustus yang mana trafik membaik menjadi minus 18 persen dibandingkan level normal. Realisasi itu jauh lebih tinggi dibandingkan minus 38 persen pada pekan keempat Juli 2021.
Farah optimistis keadaan terburuk bagi JSMR akibat penurunan trafik hampir usai. Hal itu melihat perkembangan kasus Covid-19 di Pulau Jawa yang mulai menurun. Dengan perluasan tingkat vaksinasi nasional diharapkan mobilitas masyarakat di luar ruang akan bergairah kembali khususnya untuk pergerakan antarkota.
Baca Juga
Kendati bisnis tol JSMR berpeluang rebound dengan cepat, Farah tetap merevisi turun proyeksi pendapatan Jasa Marga tahun ini sebesar 11 persen sebagai dampak PPKM. Selain itu, perkiraan pendapatan JSMR pada 2022 dan 2023 juga dipangkas dengan pertimbangan beban bunga yang harus dibayar perseroan setelah mengoperasikan jalan tol baru.
Adapun, JSMR akan mengoperasikan 5 jalan tol baru pada tahun ini dan dua jalan tol baru pada 2022.
Di lain sisi, keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) juga menjadi katalis positif untuk JSMR dalam rangka divestasi aset. Sentimen ini juga sempat menaikkan harga JSMR pada semester I/2021 ketika perseroan melepas 14 persen sahamnya di tol JORR W2 dan mendapatkan untung sekitar Rp789 miliar.
Analis NH Korindo Sekuritas Restu Pamungkas menambahkan kenaikan pendapatan Jasa Marga pada semester I/2021 yang ditopang oleh pendapatan jalan tol menjadi bukti bahwa bisnis ini merupakan salah satu yang akan pulih duluan pascapandemi.
“Pendapatan jalan tol JSMR naik 33,9 perse secara tahunan dan 6 persen secara kuartalan menjadi Rp5,2 triliun, dengan jalan tol Jakarta-Cikampek menjadi kontributor terbesar yang tumbuh 12,2 persen year-on-year pada semester I/2021,” tulis Restu dalam riset terbaru.
Adapun, kenaikan tarif tol terintegrasi di flyover Cikampek juga menjadi pendorong kenaikan pendapatan tol JSMR menjadi Rp308,5 miliar pada semester I/2021. Tak heran kemudian JSMR membukukan lonjakan laba sebesar 709,2 persen secara tahunan menjadi Rp855,6 miliar pada periode Januari-Juni 2021.
Walaupun terdapat tekanan dari pemberlakuan PPKM Jawa-Bali, Restu menilai performa JSMR akan lebih ditopang oleh divestasi aset pada semester II/2021 ini. Dia memperkirakan JSMR berpotensi melepas kepemilikannya di jalan tol dengan kepemilikan lebih dari 70 persen.
“Pendanaan dari divestasi berpotensi mencapai Rp2 triliun dan dapat digunakan untuk struktur modal perseroan di masa depan,” tulis Restu.
Adapun, Maybank Kim Eng Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk JSMR dengan target harga Rp5.100. Begitu pula NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beli untuk JSMR dengan target harga Rp5.100.
Di lantai bursa, saham JSMR naik 1,59 persen menjadi Rp3.830 pada akhir perdagangan Senin (30/8/2021). Sejak awal tahun harga melemah 17,28 persen dengan kapitalisasi pasar Rp27,80 triliun.