Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan tambang bijih nikel PT Central Omega Resources Tbk. membidik pendapatan hingga Rp1,58 triliun tahun ini.
Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman menyebutkan perseroan sepanjang semester I/2021 telah membukukan penjualan senilai Rp764,95 milar. Namun, beban pokok penjualannya masih minus Rp776,64 miliar.
Adapun, emiten dengan kode saham DKFT tersebut masih mencatatkan kerugian usaha senilai Rp70.392. Sementara itu, EBITDA perseroan masih senilai Rp14,69 miliar dari target Rp74,76 milar.
“Secara penjualan ini memang kapasitas produksi kami sebenarnya dari sisi smelter belum full capacity. Dan juga dari sisi tambang belum full capacity, karena terkait pandemi, ini untuk operasional smelter kami agak terkendala, karena kami butuh lebih dari TKA yang ada sekarang,” ungkap Feni dalam paparan publik, Senin (30/8/2021).
Adapun, perusahaan menerapkan strategi baru yang berbeda dari tahun lalu. Sebelumnya kandungan nikel yang ada dalam produk Central Omega Resources mencapai 7-8 persen, sekarang di kisaran 6 persen.
“Tapi secara kualitas lebih tinggi, sehingga kami secara produksi smelter bisa mencapai target,” jelas Feni.
Baca Juga
Sepanjang semester I/2021, DKFT mencatatkan penjualan bijih nikel dengan total 439.235 ton dari total target 1,1 juta ton. Adapun, penjualan fero nikel sudah mencapai 46.250 ton dari target setahun 108.000 ton.
Pada perdagangan Senin (30/8/2021), saham DKFT tercatat naik 1 poin atau 0,76 persen ke 132. Hari ini saham DKFT bergerak di kisaran 130 – 133 dengan asing melakukan pembelian senilai Rp11,39 juta.