Bisnis.com, JAKARTA – Proyek smelter tahap II milik PT PT Central Omega Resources Tbk. tak berjalan tahun ini karena masih diadang pandemi Covid-19. Dengan ini, realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan masih minim.
“Capex 2021, kita karena smelter tahap II ini kami belum akan mulai, capex kita tidak banyak di kisaran Rp20 miliaran tahun ini. Sampai Juni terealisasi baru sampai Rp500-an juta,” jelas Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman pada paparan publik, Senin (30/8/2021).
Untuk proyek smelter tahap II, perusahaan berkode emiten DKFT tersebut ditargetkan untuk electronic furnace dan berlokasi Morowali Utara dengan total investasi Rp500 juta dan kapasitas produksi 220.000 ton ferro nikel per tahun.
Terkait proyek smelter tahap kedua tersebut, Feni mengungkapkan terus bernegosiasi dengan sejumlah calon mitra strategis. Namun, dengan keterbatasan tidak bisa pergi ke luar dan melakukan negosiasi langsung.
“Seperti kita tahu pengguna nikel sebagian besar dari China, komunikasi tetap ada beberapa calon mitra strategis yang kami jalin selama ini. Namun, karena keterbatasan proses negosiasi, ada beberapa bilang oke tunggu pandemi selesai akan site visit. Sementara, bukanya melandai malah makin tinggi Covid-19nya ini jadi terhambat lagi,” imbuhnya.
Pada Semester I/2021 sendiri, emiten dengan kode DKFT tersebut mencatatkan penjualan bijih nikel dengan total 439.235 ton dari total target 1,1 juta ton. Adapun, penjualan fero nikel sudah mencapai 46.250 ton dari target setahun 108.000 ton.
Pada perdagangan Senin (30/8/2021), saham DKFT tercatat naik 1 poin atau 0,76 persen ke 132. Hari ini saham DKFT bergera di kisaran 130 – 133 dengan asing melakukan pembelian senilai Rp11,39 juta.