Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang nikel PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) menargetkan peningkatan pendapatan menjadi Rp793 miliar pada tahun ini, dari capaian pada 2022 yang sebesar Rp777 miliar.
Direktur DKFT Andi Jaya mengungkapkan, pada 2022 sendiri Perseroan mencatatkan laba yang signifikan dibandingkan dengan 2021 didapatkan dari penjualan bijih nikel.
Pada 2022 Perseroan berhasil menjual 900.000 metrik ton nikel dengan pendapatan Rp777 miliar, dan setelah dikurangi beban pokok penjualan menghasilkan laba kotor Rp323 miliar. Selanjutnya, setelah dikurangi beban usaha dan lain-lain serta pajak, menghasilkan laba komprehensif Rp27,18 miliar, berbalik dari rugi di tahun sebelumnya Rp339,81 miliar.
Pada 2023, dengan asumsi basis nilai tukar dolar AS di Rp15.000, dan harga nikel LME di harga US$19.000 per ton, Perseroan memproyeksikan bisa menjual bijih nikel sebanyak 1,3 juta metrik ton sepanjang tahun ini.
"Ini kami proyeksikan naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 900.000 metrik ton. Dengan harga rata-rata setelah memakai acuan LME US$19.000 perhitungan harga patokan mineral [HPM] yang dihasilkan dari sana kurang lebih kira-kira US$41 per ton bijih nikel," ungkap Andi dalam paparan publik, Rabu (28/6/2023).
Sampai dengan Mei, DKFT telah membukukan penjualan sebesar 222.000 metrik ton dengan pendapatan Rp158 miliar dan menghasilkan laba kotor Rp73 miliar. Setelah dipotong biaya usaha, pajak, dan lain-lain laba bersihnya tercatat mencapai Rp10 miliar.
Baca Juga
"Adapun, sampai dengan bulan Juni, estimasi Perseroan mencatat penjualan sudah mencapai 400.000 ton. Jadi di sini mau disampaikan bahwa kenaikannya cukup signifikan, karena memang mengejar target 1,3 juta ton tersebut," ungkap Andi.
Dengan estimasi tersebut, pendapatan sampai dengan Jun 2023 diperkirakan mencapai Rp284 miliar, sehingga laba bersih di akhir Juni ini diproyeksikan sebesar Rp33 miliar.
Sampai dengan Desember, jika Perseroan bisa mencapai target produksi 1,3 juta metrik ton, maka diproyeksikan penjualannya itu bisa mencapai Rp793 miliar. Setelah dikurangi dengan beban pokok penjualan, laba kotornya diproyeksikan Rp240 miliar dan laba bersihnya diproyeksikan Rp71 miliar, sehingga akan menghasilkan earning per share (EPS) nya sebesar Rp12,79.