Bisnis.com, JAKARTA - Emiten logistik PT Dewata Freight International Tbk. menjelaskan perseroan terus berupaya mengerek kembali kinerja yang sempat tertekan oleh dampak pandemi sejak tahun lalu.
Bimada, Direktur Utama Dewata Freight International, memaparkan tekanan pasar akibat dampak pandemi menjadi hambatan perseroan untuk merealisasikan sejumlah kebijakan strategis. Tak ayal, hal itu pun berimbas pada penurunan pendapatan perseroan secara signifikan sepanjang tahun lalu.
Belum lagi, beban pinjaman perseroan ke beberapa lembaga keuangan juga menjadi perhatian. Dengan demikian, Bimada menilai tak heran saham perseroan dengan kode DEAL ditransaksikan pada kisaran harga minimum di Bursa Efek Indonesia.
Bimada pun menegaskan perseroan saat ini telah melakukan beberapa langkah penyehatan keuangan, seperti negosiasi dengan pihak kreditur untuk restrukturisasi pinjaman, reorganisasi, serta langkah-langkah penghematan lain untuk melegakan cash flow.
"Dalam waktu dekat, perusahaan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melaporkan perkembangan kepada pemegang saham, sekaligus meminta persetujuan pengangkatan pengurus baru," kata Bimada kepada Bisnis, Jumat (27/8/2021).
Sembari melakukan restrukturisasi tersebut, DEAL melaporkan penjualan mulai meningkat dan menunjukkan hasil positif sejak awal tahun, sehingga pembayaran kewajiban baik kepada kreditur maupun pihak ketiga dapat dilakukan.
Baca Juga
Dengan situasi pandemi global dan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia pun diharapkan menjadi momentum yang tepat bagi perseroan untuk memperbaiki kinerja.
"Kami berkomitmen untuk memberikan value terbaik pada pemegang saham, dan insya Allah mulai tahun ini kami sudah bisa memulai perbaikan-perbaikan yang diperlukan,” imbuh Bimada.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, DEAL mencatatkan pendapatan senilai Rp71,14 miliar atau turun 50,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp144,40 miliar.
Namun demikian, perseroan mampu mengurangi rugi neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp50,89 miliar dari sebelumnya Rp166,29 miliar.
Di lantai bursa, saham DEAL menyentuh level Rp50 per saham pada Jumat (27/8/2021). Sejak awal tahun, DEAL turun 64,79 persen setelah sempat menyentuh level tertingginya senilai Rp162 per saham. Kapitalisasi pasar DEAL tercatat Rp56,64 miliar.