Bisnis.com, JAKARTA – Emiten logistik, PT Dewata Freight International Tbk. (DEAL) menargetkan pergeseran lini bisnis hingga 2025. Perseroan bakal fokus ke bisnis jasa logistik terintegrasi, pengelola proyek terintegrasi, kontraktor tambang, dan perdagangan bahan kimia.
Corporate Secretary Dewata Freight International Nur Hasanah menjelaskan perseroan telah menyusun target dan strategi (road map) yang akan dilaksanakan hingga 2025.
Pertama, pada 2021 perseroan memiliki 3 bisnis yang berjalan yakni jasa logistik, EPC Contractor, dan distribusi. Kemudian, perseroan juga memiliki bisnis yang tengah dikembangkan atau emerging business yaitu kontraktor tambang dan perdagangan bahan kimia.
"Pada 2022 perseroan bakal memiliki 4 existing business yaitu logistics services, EPC contractors, mining contractors, dan chemcial trading. Serta 2 emerging business yaitu integrated logistics services dan integrated project management," urainya, dikutip Selasa (4/1/2022).
Lebih lanjut, emiten berkode DEAL ini menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 250 persen pada 2022. Hingga kuartal III/2021, pendapatan perseroan turun 32 persen sedangkan laba kotor meningkat 297 persen dibandingkan dengan 2020.
Pada 2023, DEAL menargetkan memiliki bisnis utama yakni bisnis jasa logistik terintegrasi, pengelola proyek terintegrasi, kontraktor tambang, dan perdagangan bahan kimia.
Baca Juga
Pada 2023, perseroan menganggarkan belanja modal untuk pengembangan pabrik kimia sebesar Rp100 miliar dan pergudangan (warehouse) sebesar Rp100 miliar. Adapun, proyeksi pertumbuhan pendapatannya sebesar 114 persen.
Pada 2024, DEAL melanjutkan 4 lini bisnis tersebut dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan 35 persen dan pada 2025 tumbuh 50 persen.