Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten TP Rachmat (ASSA) Getol Ekspansi Armada, Serap Capex Rp577,6 Miliar

Adi Sarana Armada (ASSA) merealisasikan capex Rp577,6 miliar semester I/2024, kebut ekspansi armada.
Ilustrasi bisnis sewa mobil
Ilustrasi bisnis sewa mobil

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik milik konglomerat TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) gencar melakukan ekspansi armada kendaraan sepanjang semester I/2024, sejalan dengan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) jumbo yang disiapkan tahun ini.

Corporate Secretary ASSA Jerry Fandy mengatakan tahun ini perseroan menganggarkan capex sekitar Rp1,3 triliun-Rp1,5 triliun yang mayoritas digunakan untuk peremajaan dan pembelian unit kendaraan pada bisnis rental.

"Hingga semester I/2024, ASSA telah menggunakan belanja sebesar Rp577,6 miliar untuk kebutuhan bisnis rentalnya," ujar Jerry kepada Bisnis, Jumat (2/8/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, ASSA memiliki armada sekitar 30.000 unit kendaraan. Pertumbuhan jumlah armada perseroan sejalan dengan meningkatnya permintaan dari pelanggan korporasi (business-to-business/B2B). 

"Bisnis rental perseroan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan PDB negara yang terus bertumbuh secara stabil, seiring dengan mayoritas pelanggan perseroan adalah B2B," katanya.

Kendati demikian, menurutnya perseroan melihat masih adanya ketidakpastian ekonomi pada paruh kedua tahun ini, sehingga ASSA cukup konservatif dalam menjalankan strategi di tiap lini bisnisnya.

Selain itu, dia mengatakan ada tantangan dari kenaikan harga BBM yang berdampak secara luas dan menyeluruh, tidak hanya pada sektor transportasi dan logistik, tetapi juga pada semua industri dan pada akhirnya berpotensi meningkatkan inflasi.

Perlu diketahui, Pertamina Patra Niaga telah mengevaluasi ulang dan melakukan penyesuaian harga untuk Pertamax Green RON 95, Pertamax Turbo RON 98, serta BBM non subsidi untuk kendaraan diesel yaitu Dexlite dan Pertamina Dex berlaku per 2 Agustus 2024. 

"Kami memperkirakan dampak kenaikan BBM ini terhadap bisnis ASSA masih dapat dijaga, seiring dengan operasional perseroan yang sudah jauh lebih baik. Pada bisnis rental, BBM ditanggung oleh konsumen sehingga tidak ada dampak langsung terhadap beban biaya perseroan," jelasnya.

Menurutnya, pada bisnis logistik untuk memperkecil dampak kenaikan BBM tersebut, ASSA akan terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Bisnis logistik juga masih memiliki prospek yang cerah serta didukung oleh permintaan yang besar.

"Selain itu, perusahaan mulai memasuki green logistic, menyediakan kendaraan berbasis listrik untuk memenuhi permintaan pelanggan-pelanggan tertentu. Walaupun kontribusinya masih kecil, ini sebagai bentuk komitmen ASSA untuk terus beradaptasi dengan permintaan-permintaan pelanggan," pungkasnya.

Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASSA terbang 84,58% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp128,42 miliar, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp69,57 miliar. 

Adapun, pendapatan ASSA turun tipis 0,87% menjadi Rp2,36 triliun, dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp2,38 triliun.

------------ 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper