Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES : Ambil Untung Pak Lo di MBSS dan Berkah CPO dari India

Lo Kheng Hong mengurangi kepemilikan sahamnya di MBSS dan kini sisa sahamnya sudah berada di bawah 5 persen.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Investor saham Lo Kheng Hong kembali melakukan aksi taking profit atau ambil untung di salah satu emiten koleksinya, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS).

Tindakan itu tercermin dari pergerakan porsi kepemilikan Pak Lo di MBSS yang mengalami pengurangan hingga di bawah 5 persen per Rabu (25/8/2021). Sehari sebelumnya, jumlah sahamnya masih mencapai 102,9 juta lembar atau 5,88 persen.

1. Terungkap! Lo Kheng Hong Lego Seluruh Saham MBSS

Redupnya kepemilikan Lo Kheng Hong terjadi beriringan dengan kedatangan PT Galley Adhika Arnawama sebagai pemegang saham baru.

Berdasarkan data PT Kustodian PT Sentral Efek Indonesia (KSEI)  per Selasa (24/8), Galley Adhika Arnawama  memiliki 101,81 juta lembar saham MBSS. Jumlah itu setara dengan kepemilikan 5,82 persen.

Galley Adhika belum masuk ke dalam daftar pemegang saham MBSS dengan persentase kepemilikan di atas 5 persen pada Senin (23/8).

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

cpo
cpo

Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020)./ANTARA FOTO-Muhammad Bagus Khoirunas

 

2. Kabar Baik untuk CPO dari India & Prospek Menarik LSIP

Perubahan cuaca karena angin monsun yang tidak menentu di India, memberikan peluang tersendiri bagi produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. Negara-negara produsen CPO seperti Indonesia dan Malaysia berpeluang memacu volume ekspor produknya ke Negeri Bollywood itu.

Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Kamis (25/8), produsen tanaman kedelai dan biji-bijian di India terancam mengalami gangguan panen. Seperti diketahui, minyak kedelai (soybean oil) menjadi salah satu pesaing utama CPO di India. Produk minyak kedelai adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat India.

Dengan terganggunya panen kedelai, maka pasokan minyak kedelai dalam negeri India berpeluang merosot. Ceruk yang ditinggalkan oleh minyak kedelai itu berpotensi besar diisi oleh CPO yang diekspor dari Indonesia dan Malaysia.

Kelanjutan pembahasannya dapat Anda baca di sini.

tanjung priok
tanjung priok

Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021)./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

 

3. Merger BUMN Pelabuhan Kian Dekat, Pilih Saham IPCM atau IPCC?

Rencana merger empat BUMN pelabuhan sudah santer terdengar sejak awal tahun. Kementerian BUMN era Erick Thohir kembali menggaungkan wacana yang sudah berusia puluhan tahun.

Rencananya, merger keempat BUMN pelabuhan itu bakal dirampungkan pada kuartal III/2021. Dari empat nama, dua di antaranya adalah PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC).

Lantas, dari kedua emiten itu, mana yang sahamnya lebih menarik?

Ulasannya dapat Anda baca di sini.

bank amar
bank amar

Aplikasi Tunaiku milik PT Bank Amar Tbk. (AMAR)./amarbank.co.id

 

4. Siasat AMAR Penuhi Aturan OJK, Andalkan Tolaram Lagi?

PT Bank Amar Tbk. (AMAR) menjadi salah satu dari sekian bank mini yang masih belum memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan modal inti minimum bank umum.

Sebagaimana tercantum dalam beleid POJK No.12/2020, modal inti minimum bank umum diatur senilai Rp3 triliun dengan timeline Rp1 triliun pada 2020, Rp2 triliun pada 2021, dan Rp3 triliun pada 2022.

Berdasarkan laporan keuangan Amar Bank sampai dengan 30 Juni 2021, modal inti bank terseut tercatat senilai Rp1 triliun, di mana aturan OJK mengharuskan pada akhir tahun ini modal inti mencapai Rp2 triliun.

Kendati demikian, AMAR masih optimistis dapat memenuhi persyaratan OJK terkait modal inti bank umum tersebut.

Perusahaan tengah menyiapkan berbagai strategi, yang beberapa di antaranya dibahas di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper