Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Burden Sharing Tak Pengaruhi Pasar SUN, Ini Penjelasannya

Pembagian beban (burden sharing) antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bukan penentu utama pasar SUN.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Story telling Pemerintah dan Bank Indonesia yang ciamik dianggap bisa mencegah capital flight bahkan menarik investor asing memburu Surat Berharga Negara (SBN).

Direktur Investasi dan Kepala Makroekonomi Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Budi Hikmat mengatakan story telling akan menjadi poin penting bagi pemerintah untuk bisa menarik dana asing.

Menurutnya pembagian beban (burden sharing) antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bukan penentu utama pasar SUN. Sebab, secara makro ekonomi, Indonesia dalam posisi yang lebih baik dibandingkan dengan taper tantrum 2013.

“Saat ini tidak sama dengan 2013. Masalahnya adalah bond yield US lebih rendah daripada inflasi. Di Amerika bond yield sudah kemahalan. Jadi kalau kemahalan, apakah mereka melirik ke kita tidak? Ini hanya tinggal story telling,” katanya kepada Bisnis, pada Selasa (24/8/2021).

Menurutnya saat ini tengah terjadi anomali karena meski bond yield US kemahalan tetapi kepemilikian asing terhadap SBN tidak lebih tinggi dari Februari 2020 sebelum pandemi melanda.

Budi mengatakan pemerintah bisa dengan menggambarkan visi ke depan seperti yang telah menjadi fokus yaitu ekonomi kesehatan. Misalnya dengan mengedepankan kualitas SDM yang berdaya saing baik, produktivitas mumpuni dan juga sehat.

“Sekarang current account terbatas dan inflasi terkendali. Jadi asing tidak melihat currency risk. Lagipula ekspor kita terdiversifikasi dan angka FDI juga bagus.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan tidak ada efek signifikan atas burden sharing terhadap pasar SUN.

“Obligasi yang dibeli sepengetahuan saya berbeda dengan yang sudah beredar di pasar. Kebutuhan pemerintah atas pendanaan juga masih besar sehingga lelang sun masin akan terus ada,” katanya.

Wawan mengatakan selama ini tenor yang menarik buat investor berjangka waktu 5 hingga 20 tahun, adapun transaksi terbesar umumnya pada SUN dengan tenor 10 tahun. Selain itu, Wawan menilai efek tapering baru akan terasa tahun depan.

“Memang ada kekuatiran tapering akan membuat dana asing itu keluar. Tapi sejauh ini investor asing masih mencatatkan net buy,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper