Bisnis.com, JAKARTA - PT Oneject Indonesia (Oneject), sister company dari PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mendapatkan kontrak pembelian 850 juta jarum suntik dari UNICEF.
Salah satu produsen alat suntik terbesar di Asia ini akan mengekspor alat suntik sekali pakai atau auto disable syringe (ADS) untuk pembelian dari United Nations Children's Fund (UNICEF).
Kontrak pembelian dari UNICEF diproyeksi sebanyak 850 juta unit ADS hingga akhir tahun 2022. Tahun ini pengiriman akan dilakukan sebanyak kurang lebih300 juta alat suntik.
Direktur Utama Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana menjelaskan, pada tahun ini, pengiriman perdana ekspor untuk pembelian dari UNICEF tersebut dilakukan sebanyak 120 juta syringe dengan pengirimannya dilakukan bersamaan dengan pesanan pembelian dari Kementerian Kesehatan Ukraina.
Pemerintah Ukraina dan Oneject telah menyepakati pembelian alat suntik ADS sebanyak 30 juta syringe pada akhir Juni 2021, sehingga total ekspor sebesar 150 juta piece alat suntik ADS dengan total nilai penjualan sebesar US$10,5 juta.
“Pengiriman pesanan tahap pertama dari UNICEF dan juga pesanan dari pemerintah Ukraina akan dilakukan bersamaan dan untuk acara ceremonial pelepasan ekspor akan dilakukan dalam waktu dekat ini” jelas Jahja dalam keterangan resmi, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga
Penjualan ekspor alat suntik ADS ini bukan kali pertama, sebelumnya Oneject sudah melakukan ekspor ke Italia, Jerman, Nepal, Kuba, Pakistan, Algeria, Kenya, Tanzania, Sri Lanka dan juga penjualan ke lembaga internasional lainnya sejak tahun 2008.
Tahun ini, selain UNICEF dan Ukraina, proses negosiasi penjualan juga sedang berjalan dengan negara-negara lain di Afrika, Jerman, Kanada, Srilanka dan India.
Oneject merupakan produsen alat suntik pintar atau smart syringe, yang merupakan gabungan dari safety needle dan auto disable syringe. Jenis-jenis produk jarum suntik yang diproduksi perseroan saat ini antara lain auto disable syringe, smart syringe, safety needle, dan disposable syringe.
Produk-produk alat suntik Oneject telah mendapat rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO). Sejak 2020, WHO mulai mencanangkan penggunaan alat suntik aman di seluruh dunia. Di Indonesia saja, penggunaan alat suntik ADS & safety needle di dunia medis masih berkisar di bawah 20 persen, sisanya masih berupa produk alat suntik non-ADS.
Pembelian dari UNICEF ini merupakan momen yang penting bagi Oneject. Bagaimana produk alat suntik Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 60 persen mendapat kepercayaan untuk menjadi bagian program vaksinasi global UNICEF dan negara-negara global.
Tahun ini, UNICEF akan memasok hingga 1 miliar jarum suntik ke berbagai negara berkembang di dunia sebagai bagian program vaksinasi global untuk Covid-19.
Jahja juga mengungkapkan pemberian vaksinasi Covid-19 membuat kebutuhan atau permintaan alat suntik mengalami kenaikan yang ekstrem.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, data WHO mengatakan kurang lebih 16 miliar suntikan diberikan setiap tahun, dimana 5-10 persen untuk vaksinasi dan imunisasi.
Sementara dengan adanya pandemi, dunia membutuhkan antara 8-10 miliar jarum suntik hanya untuk vaksin Covid-19 saja.