Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MIKA dan KLBF Rancang Buyback Saham, Mampukah Harganya Memantul?

Langkah MIKA dan KLBF untuk melakukan buyback saham cukup tepat, mengingat sebenarnya kinerja kedua emiten yang mendukung sektor kesehatan ini mencetak kinerja ciamik.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten kesehatan bersiap melakukan aksi pembelian kembali (buyback) saham di pasar modal. Langkah ini dinilai tak akan membebani keuangan perseroan dan dapat mengurangi pelemahan harga sahamnya.

Di tengah angka-angka fundamental yang terus bertumbuh, saham emiten PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) masih dalam tren pelemahan harga dua digit secara tahun berjalan alias year-to-date (ytd).

Harga saham ytd MIKA anjlok 17,58 persen atau 480 poin dan bertengger di Rp2.250 pada penutupan perdagangan Selasa (24/8/2021). Sementara, secara ytd harga saham KLBF sudah anjlok 12,5 persen atau 185 poin ke level Rp1.295.

Dalam sebulan terakhir, kedua emiten ini juga cenderung mengalami kemerosotan kapitalisasi pasar.

Manajemen pun enggan tinggal diam. MIKA baru saja mengumumkan rencana buyback sahamnya maksimal Rp200 miliar. Sepekan sebelumnya, KLBF pun mengumumkan akan buyback saham Rp250 miliar.

Head of Research MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai langkah MIKA dan KLBF untuk melakukan buyback cukup tepat, mengingat sebenarnya kinerja kedua emiten yang mendukung sektor kesehatan ini mencetak kinerja yang baik, terutama setelah paruh pertama tahun ini.

"Untuk MIKA sendiri berhasil menghimpun pendapatan sebesar Rp2,39 triliun rupiah di kuartal II ini, atau tumbuh sebesar 65 persen apabila disandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).

Laba bersihnya pun tumbuh luar biasa menjadi sebesar Rp615 miliar atau naik sekitar 113 persen secara tahunan.

KLBF juga mengalami pertumbuhan pendapatan sekitar 6,6 persen dengan nilai Rp12,37 triliun. Adapun, laba bersihnya turut terdongkrak dengan nilai R[1,49 triliun atau naik sekitar 7,9 persen.

"Namun jika disanding dengan kinerja sahamnya, pergerakannya tidak sejalan dengan pertumbuhan yang berhasil diperoleh oleh kedua emiten tersebut," katanya.

Menurutnya, harga saham MIKA dan KLBF malah tidak bergerak jauh dari level terendahnya tahun ini. Untuk MIKA pergerakan rata-rata pekan ini di level Rp2.250, sementara level terendahnya di Rp2.200. Sedang pergerakan rata-rata KLBF di level Rp1.300 dengan level terendah Rp1.240.

Dengan demikian, langkah buyback dari masing-masing emiten tepat dilakukan untuk menyikapi hal ini. Bagi kedua emiten tersebut pun yang bakal melakukan buyback dengan dana kas internal.

Besaran jumlah buyback pun dinilai tidak akan menyulitkan keuangan kedua emiten tersebut karena struktur permodalan keduanya cukup kuat.

"Besaran buyback dirasa tidak menyulitkan atau tidak signifikan terhadap struktur permodalan keduanya, apalagi posisi dana kas kedua emiten tersebut tergolong cukup tebal, ditambah dengan pertumbuhan laba bersih di tahun ini," urainya.

Di sisi lain, terdapat beberapa sentimen yang positif bagi perseroan, dengan buyback ini dapat menarik minat investor untuk mempertimbangkan saham keduanya, di mana pergerakan harga saham tidak merefleksikan kinerja perseroan.

Lalu dengan saham-saham yang dibeli kembali ini, perseroan sekaligus melakukan investasi jangka menengah panjang, jika harga saham sudah terapresiasi sesuai kinerjanya. Ke depan, baik MIKA dan KLBF bisa saja menambah struktur permodalan dengan melepas kembali saham tersebut.

"Namun, pergerakan kedua saham ini sepertinya mengikuti trend IHSG yang cenderung sideways, di mana investor sedang mengwaspadai Taper Tantrum," katanya.

Nilai positifnya, sebenarnya keduanya cukup menarik karena sektor bisnis kedua emiten ini masih sangat relevan dengan era pandemi yang masih berlangsung saat ini.

"Jadi boleh mempertimbangkan untuk mengoleksi kedua saham ini namun dengan tujuan investasi jangka menengah panjang. Untuk MIKA boleh memasang target di level resisten terdekat di level Rp2600. Untuk target KLBF di level Rp1.500," paparnya.

Senada, Equity Research Analyst RHB Sekuritas Indonesia Vanessa Karmajaya menilai dari segi arus kas kedua emiten ini memiliki dana yang tebal sehingga aksi buyback tidak akan jadi masalah.

"Dari segi pengaruhnya harusnya membantu menahan harga saham. Hanya saja, kalau dilihat sentimen market secara keseluruhan memang sedang jelek, investor masih menunggu kejelasan hasil pertemuan The Fed," paparnya kepada Bisnis.

RHB Sekuritas pun jelasnya masih memasang rekomendasi beli untuk saham MIKA dan KLBF. Adapun, target harga yang dipatok untuk MIKA di level Rp3.600.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper