Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup stagnan pada hari ini, Rabu (18/8/2021) di tengah pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup datar di posisi Rp14.372,50 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,07 persen ke level 93,0660 pada pukul 15.22 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah yang sempat menguat 15 poin di level Rp14.373 pada perdagangan hari ini ditutup stagnan karena sentimen dari dalam dan luar negeri yang ada.
Di dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar US$2,59 Miliar. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar US$1,32 miliar, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni US$3,26 miliar.
“Selain itu, pelaku pasar merespon positif Pidato Nota Keuangan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (18/8/2021).
Ibrahim juga menyebutkan bahwa pemerintah berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian meski perekonomian diprediksi akan membaik pada 2022 yang tercermin dari kebijakan fiskal 2022 yang countercyclical untuk mendorong kesiapan sistem kesehatan, pemulihan ekonomi masyarakat dan melanjutkan reformasi struktural.
Baca Juga
Ditambah dengan agenda reformasi struktural untuk peningkatan produktivitas, daya saing investasi dan ekspor, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan terus dilakukan.
Melalui pertimbangan tersebut, Ibrahim mengungkapkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2022 ditargetkan pada kisaran 5,0 persen - 5,5 persen.
Sedangkan dari luar negeri Ibrahim menyebutkan investor saat ini mencari risalah dari pertemuan terbaru Federal Reserve AS, yang akan dirilis di kemudian hari, untuk petunjuk waktu bank sentral untuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga.
Selanjutnya The Fed juga akan mengadakan simposium Jackson Hole di minggu berikutnya, yang disebutkan Ibrahim dapat memberikan lebih banyak petunjuk, terutama karena banyak pelaku pasar mengharapkan bank sentral mengumumkan rencana untuk mengurangi pembelian obligasi baik pada pertemuan kebijakan September atau November.
Kemudian ungkapnya, reaksi langsung penarikan tentara AS menimbulkan kekacauan berikutnya yang membuat dolar AS melemah. Di mana keputusan tersebut dinilai menjembatani perpecahan partisan karena mereka yang mendukung penarikan mengkritik cara eksekusi yang terlalu tiba-tiba dan tidak tepat.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah pada esok hari, Kamis (19/8/2021), akan ditutup menguat.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.360 - Rp14.390,” tulis Ibrahim.