Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P 500 Ditutup Pecah Rekor, Saham Apple Terbang

Penguatan indeks dipimpin oleh perusahaan perawatan kesehatan dan utilitas. Apple Inc. juga naik ke level tertinggi sepanjang masa.  
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengakhiri perdagangan pada Senin (16/8/2021) waktu setempat dengan penguatan saat S&P 500 memperpanjang kenaikan dari terendah Maret 2020 menjadi naik 100 persen. Indeks acuan ini ditutup dengan menyentuh rekor baru, atau rekor ke-49 sejak akhir tahun lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (17/8/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,31 persen menjadi 35.625,40, sementara S&P 500 naik 0,26 persen menjadi 4.479,71, sedangkan Nasdaq melemah 0,20 persen ke posisi 14.793,76.

Penguatan indeks dipimpin oleh perusahaan perawatan kesehatan dan utilitas. Apple Inc. juga naik ke level tertinggi sepanjang masa.  

Pelaku pasar menunggu sinyal dari Federal Reserve, di mana Gubernur The Fed Jerome Powell berpotensi bertindak sebagai pendahulu dari simposium Jackson Hole pada akhir Agustus. Pasar telah melihat acara tersebut sebagai tempat bagi The Fed untuk menetapkan waktu dan langkah yang diharapkan untuk mengurangi program pembelian obligasi.

Pertanyaan besar yang di pasar adalah tentang Fed – kapan Fed akan bergerak, kapan Fed akan melakukan taper, Yang kami tahu adalah bahwa pemulihannya akan bergelombang, tidak akan berada dalam garis lurus,” kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.

Di pertengahan Agustus ini, S&P 500 berada di jalur untuk salah satu bulan paling tenang yang pernah ada. Namun, sebenarnya masih ada tingkat kecemasan tentang apa yang akan terjadi.

Indikator volatilitas tersirat dalam indeks VIX  yang telah meningkat selama lima dari tujuh minggu, bahkan ketika Indeks Volatilitas Cboe terus turun.

Tobias Levkovich dari Citigroup Inc. memperingatkan bahwa investor harus bersiap untuk lebih banyak volatilitas karena penurunan The Fed, kemungkinan ada pajak yang lebih tinggi, tekanan margin, dan inflasi yang terus-menerus menjadi sentiment yang harus dihadapi oleh pasar obligasi.

Kami sedikit lebih berhati-hati," kepala strategi ekuitas AS Citigroup itu kepada Bloomberg TV. Dia menambahkan bahwa empat masalah potensial ini dapat saling bertumpuk sekitar September karena penilaian diperpanjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper