Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tunggu Data Tenaga Kerja AS, Rupiah Tertekan Dolar AS

Penguatan dolar AS terjadi karena investor menantikan laporan ketenagakerjaan di AS, sehingga menekan rupiah.
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah mengakhiri pekan ini di zona merah. Hal itu seiring dengan penguatan dolar AS di hadapan sejumlah mata uang utama dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terdepresiasi 0,07 persen menjadi Rp14.352 per dolar AS pada Jumat (6/8/2021).

Dari kawasan Asia Pasifik, rupiah melemah bersama baht Thailand yang turun 0,40 persen, peso Filipina turun 0,33 persen, dan yuan China turun 0,11 persen. Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,04 persen dan won Korea Selatan naik 0,12 persen.

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia menguat 0,15 persen menjadi 92.380.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan dolar AS terjadi karena investor menantikan laporan ketenagakerjaan di AS.

Data tersebut dinilai dapat mengindikasikan AS bakal memperketat kebijakan moneternya lebih awal dari Eropa dan Jepang, yang mana di kedua wilayah tersebut prospeknya tampak masih jauh.

Pernyataan Wakil Ketua Fed Richard Clarida awal pekan ini tentang kondisi menaikkan suku bunga dapat terjadi pada akhir 2022 telah memicu kekhawatiran pengurangan stimulus dapat dimulai pada awal tahun ini.

“Pandangannya digaungkan oleh Gubernur Fed Christopher Waller ketika pemulihan ekonomi dari Covid-19 berlanjut dan pasar tenaga kerja membaik,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Jumat (6/8/2021).

Dari dalam negeri, pemerintah menegaskan proses pemulihan ekonomi nasional pada semester II/2021 akan sangat bergantung pada penanganan pandemi.

Perlu diingat bahwa pemulihan ekonomi pada kuartal III/2021 bakal terhambat karena ada peningkatan kasus Covid-19 varian delta yang mendorong pemerintah memberlakukan PPKM Darurat yang kemudian berubah nama menjadi PPKM Level 4.

PPKM Level 4 yang diperkirakan bisa berlangsung hingga 12 bulan disebut akan berpengaruh terhada pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai kuartal III/2021.

“Sedangkan kalau melihat di lapangan bahwa ekonomi benar-benar stagnan. Dan ini bisa terlihat dari tutupnya beberapa perusahaan ritel dan bahkan bangkrut,” tulis Ibrahim

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif cenderung melemah pada perdangan berikutnya pada rentang Rp14.340 - Rp14.380 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper