Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi RI Melesat, tapi Data Eksternal Menahan Laju Rupiah

Penyebab utama pelemahan rupiah hari ini adalah komentar Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menutup hari Kamis (5/8/2021) dengan berbalik melemah seiring dengan sentimen negatif data eksternal yang menyebabkan rupiah lesu, tak terdorong sentimen perbaikan ekonomi Tanah Air. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup terkoreksi 0,21 persen atau 30 poin menjadi Rp14.342 per dolar AS. Diikuti dengan indeks dolar AS terpantau melemah 0,02 persen ke level 92,2480 pada pukul 15.33 WIB, setelah sempat menguat. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah didominasi oleh data eksternal yang kuat menahan laju penguatan mata uang Garuda pada hari ini. 

“Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda. Hal ini disebabkan data eksternal yang begitu kuat dan menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya,” tulis Ibrahim dalam rilis, Kamis (5/8/2021).

Ibrahim menjelaskan bahwa penyebab utama pelemahan rupiah adalah komentar Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. The Fed mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga  AS dapat terpenuhi pada akhir 2022. 

Selain itu, Clarida dan tiga anggota The Fed lainnya ungkap Ibrahim, juga mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan.

Ditambah lagi, Ibrahim menyebutkan menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England Kamis nanti. Bank sentral dapat bergerak selangkah lebih dekat ke pengetatan kebijakan moneter sambil meningkatkan perkiraan pertumbuhan dan inflasi.

Di sisi lain, sebenarnya sentimen positif tengah terjadi di mana perekonomian Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07 persen pada kuartal II/2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya ujar Ibrahim, di mana Indonesia beberapa waktu belakangan selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif). Sementara dibandingkan Kuartal Pertama 2021 (quarter-to-quarter/qtq), PDB Indonesia naik 3,31 persen.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan esok, Kamis (5/8/2021) nilai tukar rupiah akan ditutup kembali melemah. 

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.290 - Rp14.330,” ujar Ibrahim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper