Bisnis.com, JAKARTA – Bitcoin kembali mendapatkan momentumnya setelah menguat di atas level US$30.000. Pelaku pasar menganggap level ini sebagai level support utama.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (21/7/2021), cryptocurrency terbesar ini menguat sebanyak 3,4 persen pada pukul 13.49 WIB dan bertahan di sekitar level US$30.800. Aset kripto lainnya juga menguat, termasuk Ether dan Dogecoin. Sementara itu, Indeks Crypto Galaxy Bloomberg juga berada di zona hijau.
“Ketakutan di pasar adalah jika Bitcoin menembus di bawah angka US$30.000, harga akan bergerak lebih rendah secara drastis,” kata kepala analis pasar di Ava Trade Ltd Naeem Aslam, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (21/7/20210.
“Pada kenyataannya, bukan itu yang telah kita lihat. Harga Bitcoin stabil stabil, dan kami belum melihat adanya panic selling,” lanjutnya.
Bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah jatuh sejak pertengahan Mei dan menghapus kapitalisai pasar aset kripto secara keseluruhan hingga US$1,3 triliun. Bitcoin telah menghadapi sejumlah sentimen, termasuk peningkatan pengawasan peraturan di China, Eropa, dan AS dan kekhawatiran atas tingginya konsumsi energi untuk aktivitas penambangan Bitcoin.
Investor juga umumnya menjadi lebih berhati-hati terhadap aset spekulatif ini.
Baca Juga
Aslam mengatakan Bitcoin mungkin masih menguji level support US$25.000 dalam beberapa pekan ke depan.
Penguatan Bitcoin tahun ini telah menyusut menjadi sekitar 6 persen menyusul anjloknya harga dari rekor tertinggi pada April hampir US$65.000. Penguatan harga Bitcoin masih di bawah lonjakan indeks S&P 500 yang naik 15 persen pada tahun 2021.
Para pendukung cryptocurrency berpendapat mata uang virtual menawarkan lindung nilai dari inflasi dan akan memenangkan penerimaan institusional yang lebih luas. Narasi tersebut selalu kontroversial dan sekarang semakin dipertanyakan, meskipun penggemar Bitcoin terus memprediksi penguatan jangka panjang yang besar.
“Kekhawatiran peraturan dan lingkungan kemungkinan akan membuat Bitcoin tetap tertekan tetapi perbaikan di kedua sisi akan terjadi sebelum akhir tahun,” analis pasar senior untuk AS di Oanda, Edward Moya.
Moya menambahkan, investor institusional siap untuk menempatkan ekspektasi jangka panjang yang besar jika penurunan menuju US$20.000 dapat dihindari.