Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas kembali menguat seiring dengan lonjakan penyebaran varian delta virus corona meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (20/7/2021), harga emas di pasar Spot terpantau pada US$1.817,21 per troy ounce atau naik 0,25 persen. Sementara itu, harga emas Comex menguat 0,47 persen pada US$1.817,70 per troy ounce.
Gelombang penyebaran baru virus corona kini mengancam prospek positif pemulihan ekonomi global. Hal tersebut terlihat dari merosotnya imbal hasil obligasi AS bertenor panjang ke level terendah sejak Februari 2021 yang berimbas positif bagi investor pemegang emas.
Adapun, Pemerintah AS pada Senin waktu setempat mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Inggris dan Indonesia. Jumlah keterisian rumah sakit di negara bagian Texas juga melonjak ke level tertingginya sejak April 2021.
Lonjakan penyebaran virus ini berpotensi menunda pembukaan kembali kegiatan ekonomi global dan memberi lebih banyak insentif kepada bank sentral untuk memperpanjang kebijakan moneter yang longgar.
Harga logam mulia telah mengalami rebound selama sebulan terakhir dan berada di atas US$1.800 per troy ounce setelah tahun fluktuatif yang dialami menyusul perubahan ekspektasi pemulihan ekonomi dan laju pengetatan kebijakan moneter.
Baca Juga
Sebelumnya, Jeffrey Christian, Managing Partner di CPM Group, juga mengaitkan penurunan emas baru-baru ini dengan pelemahan musiman dalam permintaan investasi dan perhiasan.
"Banyak investor melihat emas dan mengatakan emas melonjak ke rekor tertinggi pada awal Agustus tahun lalu dan belum mendekati kembali ke level tertinggi sejak itu, jadi ada apa yang kami sebut stale bull liquidation [penjualan posisi jangka panjang karena kecewa ketika harga tidak sesuai dengan harapannya].”
Emas mungkin telah dipromosikan secara berlebihan sebagai lindung nilai inflasi baru-baru ini, menurut analis pasar. Sentimen di pasar yang lebih berisiko dihancurkan oleh ketakutan investor atas lonjakan tanpa henti dalam kasus Covid-19, yang memaksa banyak negara Asia untuk memberlakukan penguncian, dan meningkatnya tekanan inflasi.
Mencerminkan sentimen, kepemilikan exchange traded fund (ETF) yang didukung emas, SPDR Gold Trust New York turun ke level terendah dua bulan pada Jumat (16/7/2021).
"Stagflasi bisa menjadi elemen yang sangat menarik jika kita terus melihat pertumbuhan ekonomi yang melambat ditambah dengan beberapa ketakutan inflasi," kata Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.