Bisnis.com, JAKARTA – Pandu Patria Sjahrir menegaskan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Bukalapak.com bukanlah aksi keluar atau exit strategy oleh para investor lama unicorn tersebut.
Dikutip dari akun Instagram @pandusjahrir, Sabtu (17/7/2021), Pandu merangkum sejumlah fakta menarik dari IPO Bukalapak. Pertama, Bukalapak merupakan perusahaan teknologi (dari kelompok startup berstatus unicorn) pertama yang IPO di Indonesia. Bukalapak dengan market cap yang ada, sudah terbukti bisnis modelnya.
“Jadi, jika Anda ingin mempunyai portofolio perusahaan teknologi, ini salah satunya,” tulis Pandu, yang merupakan salah satu pemegang saham PT Bukalapak.com.
Kedua, perusahaan teknologi mendisrupsi ekosistem emiten saham. Bukalapak merupakan perusahaan yang baru berdiri sepuluh tahun, dan perusahaan akan melakukan IPO terbesar sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia.
Menurut Pandu, inilah yang menarik dari perusahaan-perusahaan teknologi karena mereka sangat cepat mengubah ekosistem yang ada.
Ketiga, IPO Bukalapak bukan sebagai exit strategy karena dana segar yang masuk adalah new money. Pandu mengingatkan, penggunaan dana invetasi pada perusahaan teknologi hanya dua.
Baca Juga
“Penggunaanya hanya dua, yaitu penguatan teknologi for a better service to customer dan human capital untuk mencari best-in-class talent untuk masuk perusahaan itu,” jelas Pandu yang juga menjabat sebagai Komisaris BEI.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Bukalapak memiliki pemegang saham seri A, A1, B, C, D, E, F, dan G. Sejumlah perusahaan dan nama beken tercatat sebagai pemegang saham.
Dalam laporan tersebut, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melalui anak usaha investasi digitalnya, PT Kreatif Media Karya (KMK) terpantau menguasai enam seri saham.
Dalam seri A KMK memegang 4,106 persen, seri C 5,356 persen, seri D 19,567 persen, seri E 2,121 persen, seri F 0,884 persen dan seri G 0,707 persen.
Mengutip laporan keuangan EMTK per 31 Maret 2021, PT Bukalapak.com merupakan entitas asosiasi melalui PT Kreatif Media Karya. Emtek memegang 34,39 persen saham Bukalapak.
Pendiri Bukalapak, Ahmad Zaky menguasai 5,910 persen saham. Kemudian, Muhamad Fajrin Rasyid, salah satu pendiri Bukalapak yang kini telah berlabuh di Telkom dengan jabatan Direktur Digital, memegang 3,618 persen di seri C. Nugroho Heru Cahyono 2,849 persen.
Kemudian tercatat nama Pandu Patria Sjahrir yang saat ini menjabat sebagai Komisaris BEI, secara pribadi memegang saham Bukalapak di seri A sebesar 0,015 persen dan seri B 0,004 persen.
Selain investor dalam negeri, saham Bukalapak juga dipegang oleh investor asal Hong Kong, API (Hong Kong) Investment Ltd. menguasai 16,971 persen saham Bukalapak di seri E dan 0,884 persen di seri F. Perusahaan investasi ini merupakan anak usaha Ant Financial yang terafiliasi dengan Alibaba Group.
Perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Rachmat Kaimuddin ini bakal menggunakan kode ticker BUKA. Dalam prospektusnya, Bukalapak akan melepaskan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham atau dibulatkan 25,76 miliar saham.
Nilai nominal Rp50, yang mewakili sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO).
Harga penawaran IPO Bukalapak berkisar Rp750-Rp850. Artinya, raksasa e-commerce itu berpotensi meraup dana dari IPO dengan kisaran Rp19,32 triliun-Rp21,9 triliun.
Aksi IPO Bukalapak akan menjadi yang terbesar di BEI. Sebelumnya, rekor tertinggi dipegang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang meraih dana IPO senilai Rp12,25 triliun pada 2008 silam.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas. Penjamin emisi efek PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Jadwal sementara penawan umum perdana Bukalapak adalah sebagai berikut. Masa penawaran awal pada 9 Juli-19 Juli 2021, Tanggal efektif 26 Juli 2021, Masa penawaran umum perdana saham 28 Juli - 30 Juli 2021.
Tanggal penjatahan 3 Agustus 2021, Tanggal distribusi saham secara elektronik 5 Agustus 2021, Tanggal pengembalian uang pesanan 5 Agustus 2021, dan Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021.