Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham di bursa New York, Amerika Serikat (AS) terseret ke zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (16/7/2021) waktu setempat dipicu oleh percepatan inflasi yang menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan ekspansi ekonomi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (17/7/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,86 persen ke 34.687, 85, sementara S&P 500 anjlok 0,75 persen ke 4.327,16, sedangkan Nasdaq tergelincir 0,80 persen ke 14.427,24.
Saham energi dan material memimpin indeks acuan S&P 500 lebih rendah pada akhir pekan ini, atau empat hari setelah indeks acuan tersebut ditutup pada rekor tertinggi lainnya.
Saham Amazon.com melanjutkan penurunannya dari level tertinggi sepanjang masa, mendorong Nasdaq 100 yang sarat saham teknologi melemah. Saham berkapitalisasi kecil terpukul keras, dengan Russell 2000 mengalami penurunan mingguan terburuk sejak Oktober. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mencatat penurunan pekan ketiga.
“Investor sedang memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Di sinilah arus silang itu. Penghasilan kuat, tetapi masih ada ketidakpastian tentang apa yang terjadi ke depan,” kata Brent Schutte, kepala strategi investasi di Northwestern Mutual Wealth Management Co.
Pasar saham menghapus kenaikan sebelumnya pada Jumat setelah sebuah laporan menunjukkan indeks sentimen awal Universitas Michigan turun menjadi 80,8 pada Juli dari 85,5 pada bulan sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah dari semua perkiraan dalam survei Bloomberg yang memiliki proyeksi median 86,5.
Baca Juga
Investor mengalihkan perhatian mereka ke laporan pendapatan perusahaan, dengan optimisme atas bangkitnya kembali permintaan konsumen yang diredam oleh penyebaran varian delta virus corona.
Prospek saham tertahan oleh jaminan berulang pekan ini dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang menyatakan bahwa lonjakan inflasi setelah lockdown belum menjamin pengurangan stimulus.