Bisnis.com, JAKARTA — Dalam mengambil langkah investasi di reksa dana, banyak hal yang perlu menjadi perhatian, termasuk mempertimbangkan kelas aset yang sesuai.
Chief Research and Business Development Officer PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa) Ni Putu Kurniasari mengatakan dalam memilih kelas aset reksa dana hal yang utama adalah mengetahui profil risiko masing-masing investor terlebih dahulu.
Menurutnya, ada tiga tips sederhana untuk mengetahui profil risiko seorang investor yakni jangka waktu penggunaan uang, kepemilikan asuransi dan dana darurat, serta pengetahuan akan reksa dana.
Putu menuturkan, jika uang yang dimiliki seorang investor akan digunakan dalam jangka pendek, maka risiko investasinya adalah moderat ke konservatif. Sementara jika uang tersebut tidak diperlukan jangka panjang maka risikonya bisa masuk ke agresif.
Akan tetapi, jika investor bersangkutan belum memiliki asuransi atau dana darurat maka profil risiko masih kategori moderat ke konservatif meski dana yang dimiliki tak akan digunakan dalam waktu dekat.
“Karena meskipun uang investasi untuk tujuan jangka panjang, tapi jika tiba-tiba sakit perlu mencairkan reksadana karena tidak punya asuransi. Dalam keadaan ini profil risiko tidak bisa ke agresif,” jelas Putu kepada Bisnis, Kamis (15/7/2021)
Baca Juga
Kemudian soal pengetahuan akan reksa dana. Bagi investor yang baru pertama kali mencoba investasi di reksa dana dapat memulainya dari reksa dana pasar uang yang merupakan kelas aset dengan profil risiko konservatif sebelum masuk ke kelas aset yang lebih agresif.
“Atau bisa kombinasi tapi aset agresifnya porsinya kecil dan aset konservatif yang jauh lbh besar,” imbuhnya.
Jika telah memahami profil risiko masing-masing dan memilih kelas aset sesuai dengan profil risikonya, investor dapat mulai mempertimbangkan produk reksa dana mana yang akan dipilih.