Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IHSG di Bawah Ekspektasi, Ini Sentimen Penggerak Semester II

Jika dalam satu bulan ke depan vaksinasi dapat berjalan cepat serta menekan jumlah kasus aktif harian, maka momentum pemulihan IHSG hingga akhir tahun masih terjaga.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) semester I/2021 dinilai berada di bawah ekspektasi. Pada paruh kedua tahun ini, sejumlah sentimen pun diharapkan bisa mengerek indeks komposit.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada penutupan perdagangan terakhir Juni 2021, indeks komposit parkir di level 5985,07 alias hanya mampu mencetak penguatan 0,11 persen sepanjang paruh pertama tahun ini.

Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan kinerja IHSG semester I/2021 yang tipis di bawah ekspektasinya. 

"Target saya di akhir tahun ini yang 7,000 sementara di akhir semester 1 hanya flat, sulit target akhir tahun nya bisa tercapai," katanya, Rabu (30/6/2021).

Di sisi lain, volatilitas pasar saham sepanjang enam bulan pertama ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan perkirakan.

“Volatilitas pasar di semester 1 jauh lebih tinggi dari yang saya perkirakan di akhir 2020 karena faktor resiko seperti inflasi AS dan tapering saya dulu diperkirakan baru akan muncul tahun depan,” ujarnya.

Adapun untuk semester II/2021, Kim mengatakan salah satu pendorong IHSG adalah aksi initial public offering dari perusahaan unicorn di Indonesia. Selain itu, dia memperkirakan laporan keuangan emiten juga akan membaik.

“Tentu progress dari vaksinasi akan membantu menopang kinerja IHSG di semester 2. Kalau progress vaksinasi bagus, saham-saham big caps akan bisa rebound,” katanya lagi.

Senada, Direktur Panin Aset Manajemen Rudiyanto mengatakan pergerakan indeks komposit akan sangat bergantung pada bagaimana penanganan pandemi di Indonesia.

Menurutnya, jika dalam 1 bulan ke depan proses vaksinasi dapat berjalan dengan cepat serta dapat menekan jumlah kasus aktif harian, maka momentum pemulihan IHSG hingga akhir tahun masih terjaga.

Rudiyanto juga menyebut IPO unicorn di pasar modal Indonesia akan membantu kinerja indeks. Namun dia menggarisbawahi faktor yang terpenting adalah penanganan pandemi.

“Karena pandemi ini bisa saja membuat IPO tertunda. Tentu kita tidak harapkan. Maka kalau tidak ada halangan dan IPO saham teknologi benar terjadi, ini bahkan akan mengubah peta pasar modal kita jadi lebih menarik.

Dia menuturkan, kehadiran emiten teknologi jumbo di pasar saham domestik berpotensi menarik investor asing kembali masuk ke Indonesia.

Menurutnya, selama ini asing cenderung lebih menggemari saham-saham perbankan jumbo. Sayangnya, sektor perbankan bukan merupakan sektor yang paling menarik selama pandemi ini.

“Potensi growth sektor perbankan juga tidak seperti saham teknologi. Ini tidak seksi di mata asing. Beda kalau ada saham teknologi yang lebih punya prospek. Bukan berarti nggak bagus, kalau laba dia [perbankan] naik terus ya otomatis harga sahamnya juga ikut,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk saham-saham jumbo di luar sektor perbankan, Rudiyanto menilai kinerjanya masih akan bergantung kepada pandemi. Jika pandemi teratasi, maka kinerja emiten-emiten tersebut juga bisa kembali membaik dan harga sahamnya bangkit.

“Sektor batubara harusnya bisa baik karena laporan keuangan kuartal II harusnya sangat bagus, sektor komoditas lainnya juga. Kalau konsumsi belakangan memang beberapa tahun ini tidak terlalu bagus. Tapi secara umum semua bisa positif kalau pandemi membaik,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper