Bisnis.com, JAKARTA - Emiten logistik, PT Putra Rajawali Kencana Tbk. (PURA) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 50 persen dan laba bersih meningkat hingga 100 persen pada 2021 ini.
Direktur Utama Putra Rajawali Kencana Ariel Wibisono mengatakan perseroan menyikapi situasi tekanan pandemi dengan melakukan berbagai inisiatif serta strategi.
Perseroan menargetkan pertumbuhan membidik kenaikan pendapatan 50 persen dan laba 100 persen pada 2021. Tahun lalu, PURA berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 8,5 persen dan laba bersih 26 persen.
"Peningkatan kinerja tahun ini akan didorong oleh datangnya 155 truk yang terlambat datang akibat pandemi tahun lalu," katanya, Rabu (23/6/2021).
Dengan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham, PURA sudah mendatangkan 50 unit truk pada 2020, sehingga total armada tahun lalu sejumlah 205 truk. Tahun ini, total armada yang dimiliki ditargetkan 360 unit truk.
“Penambahan aset ini perlu langkah strategis, kami memang sudah siapkan agar bisa membagikan dividen pada tahun 2023, sehingga kami melakukan banyak strategi, sinergi dan bahkan konsolidasi dengan perusahaan saudara yang sudah memiliki izin multimoda,” kata Ariel.
Baca Juga
Selain itu, PURA juga akan memperluas pasar di luar Pulau Jawa, meningkatkan penggunaan teknologi dalam usaha logistik, menggunakan armada truk terbaru, serta menurunkan operating cost.
Secara portofolio, pendapatan akan banyak berasal dari raw material, disusul building, finishing good, dan agrikultur.
Selain itu, perseroan juga mengembangkan sistem operation management dengan cara dedicated fleet. Perseroan juga akan terus mengembangkan sistem internal manajemen baik untuk fleet, driver, dan inventory.
Pada tahun 2019 pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp88,46 miliar, sedangkan pada tahun 2020 pendapatan mencapai Rp95,95 miliar. Peningkatan ini didorong oleh utilisasi armada yang dilakukan Perseroan pada tahun 2020.
Perusahaan jasa transportasi ini juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 33,65 persen dari Rp5,05 miliar pada 2019 menjadi Rp6,76 miliar pada 2020.