Bisnis.com, JAKARTA - Masuknya unikorn ke pasar saham Indonesia dapat menjadi game changer yang mengubah Indeks Harga Saham Gabungan secara signifikan.
Rio Rinaldo Mulya, Senior Equity Fund Manager Eastspring Investments Indonesia, menyampaikan saat ini pihak yang lebih banyak memberikan tekanan terhadap IHSG ialah manajer investasi dengan produk aktif.
"Dengan perhitungan proyeksi ke depan, mereka mungkin mencari kesempatan yang lebih baik dari pasar saham Indonesia," paparnya, Senin (21/6/2021).
Sementara itu, porsi investasi yang belum banyak berubah ialah produk pasif, tetapi kontribusinya kecil. Sebagai contoh, porsi saham Indonesia di MSCI sekarang hanya 1,1 persen dari sebelumnya 4 persen-5 persen.
Sebagai informasi, Active Fund adalah jenis reksa dana yang manajer investasinya aktif menganalisa kinerja, memproyeksi harga-harga saham dan obligasi, serta memilih saham dan obligasi yang akan dibeli dan dijual.
Passive Fund adalah jenis reksa dana yang dalam pengelolaannya manajer investasi hanya meniru pilihan portofolio saham atau obligasi dari suatu indeks yang tersedia di pasar, misalnya IHSG, Indeks LQ45, dan IDX30.
Baca Juga
"Bagi MSCI, Indonesia diperhitungkan hanya sebagai small cap global," imbuhnya.
Menurut Rio, faktor penting yang menjadi game changer pasar saham Indonesia ialah IPO raksasa teknologi atau unikorn seperti Bukalapak dan GoTo. Meskipun belum ada detil jelas mengenai rencana IPO unikorn tersebut, tetapi dengan proyeksi size yang besar akan memengaruhi bobot IHSG.
Bila secara bobot naik, porsi pasar saham domestik di MSCI otomatis meningkat. Pasar saham domestik pun diperkirakan akan kembali dibanjiri investor asing.
"Yang jadi game changer IHSG ialah IPO sektor teknologi, walaupun gak tau kapan, secara otomatis weighting di MSCI akan naik. Kalau weighting di MSCI naik, rebalancing global flow akan jauh lebih baik, dana asing juga masuk ke sini," jelasnya.
Rio memprediksi dalam 1 bulan-3 bulan ke depan pasar masih akan volatil. Namun, hal itu bisa menjadi momentum masuk karena secara jangka panjang, IHSG akan mendapatkan momentum naik dari IPO unikorn.
"Saat volatil jadi kesempatan masuk untuk jangka panjang, karena bursa akan lebih baik ketika IPO sektor teknologi, apalagi kasus corona turun, ekonomi membaik."
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa (22/6/2021) investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell Rp472,42 miliar. Sepanjang 2021, investor asing masih cenderung masuk dengan net buy Rp17,36 triliun.
Di sisi lain, IHSG ditutup menguat 1,53 persen atau 91,58 poin ke level 6.087,84. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di level 6006,66--6118,86.
Kemarin, indeks sempat jebol anjlok 2 persen ke level 5.800an, tetapi kemudian membaik dan ditutup di posisi 5.996,25.
Sementara itu, dua unikorn telah menyatakan rencana mereka untuk melantai di Bursa tahun ini, yaitu Bukalapak dan Grup GoTo alias Gojek—Tokopedia.
Awal Juni kemarin, PT Bursa Efek Indonesia mengonfirmasi bahwa telah ada satu perusahaan unicorn di bidang e-commerce Indonesia yang mendaftarkan diri untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
“Terkait dengan e-commerce dalam pipeline IPO, ada yang telah menyampaikan dokumen,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, Selasa (8/6/2021)
Meskipun demikian, untuk nama calon perusahaan tercatat, Nyoman mengatakan Bursa belum dapat menyampaikan sampai dengan OJK telah memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik sebagaimana diatur di OJK Peraturan Nomor IX.A.2.
“Setiap dokumen pernyataan pendaftaran pencatatan saham tentunya akan Bursa proses sebagaimana prosedur evaluasi kami,” imbuhnya.
Perusahaan yang dimaksud kemungkinan besar adalah Bukalapak. Berdasarkan pemberitaan Reuters, Bukalapak memang direncanakan bakal melantai pada Agustus 2021 dengan target penghimpunan dana hingga US$800 juta atau sekitar Rp11,2 triliun.
Tak hanya mencatatkan diri di BEI, Bukalapak juga dikabarkan bakal melantai di Bursa AS menggunakan skema penggabungan dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus atau special purpose acquisition company (SPAC).
Menanggapi hal tersebut, VP Corprate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan perseroan terbuka untuk mengeksporali kesempatan agar terus bertumbuh dan berkembang secara finansial, meski tak memerinci lebih lanjut perihal detail IPO.
“Saat ini kami belum membuat keputusan apapun. Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang,” katanya, Kamis (17/6/2021)
Sementara itu, GoTo Group pun makin buka-bukaan terkait rencananya untuk menggalang dana dari lantai Bursa.
Pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan perusahaan tengah mempersiapkan proses IPO dan menargetkan dapat melantai di Bursa pada tahun ini.
“Pasti [IPO] ya, itu kan mimpi besar, cita-cita yang harus terwujudlah. Kita terus bekerja keras, harapannya bisa dalam tahun ini kita melantai. Ini tentu governancenya harus kita persiapkan dengan baik,” ujarnya dalam sesi bincang-bincang bersama Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal Youtube Deddy, Selasa (15/6/2021).