Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menanti Efek IPO Unikorn Bukalapak-GoTo pada Semester II/2021

Kondisi IHSG pada pertengahan semester II/2021 diperkirakan lebih baik, salah satunya dengan sentimen positif rencana initial public offering (IPO) perusahaan-perusahaan unikorn.
Ilustrasi iklan Bukalapak, perusahaan unikorn yang dikabarkan bakal melakukan IPO di BEI./MITRA BUKALAPAK
Ilustrasi iklan Bukalapak, perusahaan unikorn yang dikabarkan bakal melakukan IPO di BEI./MITRA BUKALAPAK

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah volatilitas pasar yang seakan tanpa henti, indeks harga saham gabungan (IHSG) butuh motor penggerak untuk kembali berlari kencang. Kehadiran perusahaan unikorn di lantai bursa di paruh kedua tahun ini menjadi salah satu kunci.

Setelah ditutup melemah 0,18 persen pada perdagangan Senin, (21/6/2021) di level 5.996,25, kinerja IHSG sepanjang tahun berjalan semakin loyo. Tercatat, indeks hanya mampu mencatat penguatan 0,29 persen secara year to date.

Adapun kondisi tersebut diperkirakan belum akan berubah dalam waktu dekat seiring dengan sejumlah sentimen negatif yang membayangi pasar domestik dan global.

Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan bahwa indeks komposit masih akan bergulat dengan volatilitas tinggi jelang penghujung semester I/2021 dan awal semester II/2021 seiring minimnya katalis positif dari pasar domestik.

Dia menuturkan, beberapa pekan ini pasar masih akan fokus pada dua sentimen utama yakni kemungkinan taper tantrum akibat kebijakan moneter di AS serta perkembangan kasus baru Covid-19 yang kian melonjak di Indonesia.

Akan tetapi, dia memproyeksikan keadaan sekitar pertengahan semester II/2021 nanti akan lebih baik, salah satunya dengan bantuan sentimen positif dari rencana initial public offering (IPO) perusahaan-perusahaan unikorn.

Kim mengatakan kehadiran perusahaan teknologi besar alias unikorn di pasar modal berpotensi mendorong IHSG untuk lebih agresif karena akan memperbesar eksposur sektor digital setidaknya 15 persen dari sebelumnya yang hanya sekitar 5 persen.

“Kalau ini terealisasi akan jadi katalis besar untuk pasar. Makin besar eksposur sektor teknologi akan jadi katalis baik. Contohnya Di Bursa Eropa sekitar 9 persen dan di Jepang lebih dari 15 persen,” ujar Kim dalam laporan pasar yang dikutip Bisnis, Selasa (22/6/2021)

Dua unikorn alias perusahaan teknologi raksasa di Indonesia memang telah menyatakan rencana mereka untuk melantai di Bursa tahun ini, yaitu Bukalapak dan Grup GoTo alias Gojek—Tokopedia.

Awal Juni kemarin, PT Bursa Efek Indonesia mengonfirmasi bahwa telah ada satu perusahaan unicorn di bidang e-commerce Indonesia yang mendaftarkan diri untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

“Terkait dengan e-commerce dalam pipeline IPO, ada yang telah menyampaikan dokumen,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, Selasa (8/6/2021)

Meskipun demikian, untuk nama calon perusahaan tercatat, Nyoman mengatakan Bursa belum dapat menyampaikan sampai dengan OJK telah memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik sebagaimana diatur di OJK Peraturan Nomor IX.A.2.

“Setiap dokumen pernyataan pendaftaran pencatatan saham tentunya akan Bursa proses sebagaimana prosedur evaluasi kami,” imbuhnya.

Perusahaan yang dimaksud kemungkinan besar adalah Bukalapak. Berdasarkan pemberitaan Reuters, Bukalapak memang direncanakan bakal melantai pada Agustus 2021 dengan target penghimpunan dana hingga US$800 juta atau sekitar Rp11,2 triliun.

Tak hanya mencatatkan diri di BEI, Bukalapak juga dikabarkan bakal melantai di Bursa AS menggunakan skema penggabungan dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus atau special purpose acquisition company (SPAC).

Menanggapi hal tersebut, VP Corprate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan perseroan terbuka untuk mengeksporali kesempatan agar terus bertumbuh dan berkembang secara finansial, meski tak memerinci lebih lanjut perihal detail IPO.

“Saat ini kami belum membuat keputusan apapun. Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang,” katanya, Kamis (17/6/2021)

Sementara itu, GoTo Group pun makin buka-bukaan terkait rencananya untuk menggalang dana dari lantai Bursa.

Pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan perusahaan tengah mempersiapkan proses IPO dan menargetkan dapat melantai di Bursa pada tahun ini.

“Pasti [IPO] ya, itu kan mimpi besar, cita-cita yang harus terwujudlah. Kita terus bekerja keras, harapannya bisa dalam tahun ini kita melantai. Ini tentu governancenya harus kita persiapkan dengan baik,” ujarnya dalam sesi bincang-bincang bersama Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal Youtube Deddy, Selasa (15/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper