Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak rebound pada akhir perdagangan Jumat (18/6/2021) waktu Amerika Serikat (AS) membalikkan kerugian awal dan bersiap mencatat kenaikan minggu keempat.
Penguatan terjadi setelah sumber Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan kelompok produsen itu memperkirakan pertumbuhan produksi minyak AS akan terbatas tahun ini meskipun ada kenaikan harga.
Mengutip Antara, Sabtu (19/6/2021), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 43 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada US$73,51 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 60 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di US$71,64 per barel.
Pada Kamis (17/6/2021), harga minyak WTI dan Brent masing-masing kehilangan 1,5 persen dan 1,8 persen. Selama pekan ini, WTI berhasil naik 1,0 persen dan Brent naik 1,1 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Pejabat di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendapat prospek produksi AS dari pakar industri, kata sumber OPEC. Ini akan memberi kelompok produsen lebih banyak kekuatan untuk mengelola pasar sebelum potensi lonjakan produksi minyak serpih pada 2022.
"Pasar minyak reli karena OPEC skeptis bahwa peningkatan produksi minyak AS akan cukup untuk mengubah rencana mereka mendukung harga," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Baca Juga
Pada Rabu (16/6/2021), Brent terpantau di harga tertinggi sejak April 2019 dan WTI ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018. Keuntungan mereka dibatasi oleh kekhawatiran berkepanjangan tentang pandemi dan dolar AS yang lebih kuat, yang membuat minyak lebih mahal dalam mata uang lainnya.
Sementara itu, ada kesepakatan umum tentang pertumbuhan pasokan minyak AS yang terbatas tahun ini. Untuk target 2022, pertumbuhannya berkisar antara 500.000 barel hingga 1,3 juta barel per hari.
"Sentimen umum mengenai minyak serpih akan kembali karena harga naik tetapi tidak terlalu cepat," kata sumber di salah satu perusahaan yang memberikan perkiraan kepada OPEC.
Harga minyak yang lebih tinggi telah mendorong beberapa perusahaan energi AS kembali ke sumur mereka. Jumlah rig minyak, indikator awal produksi masa depan, naik delapan rig minggu ini menjadi 373 rig, tertinggi sejak April 2020, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Pada Kamis (17/6/2021), negosiator utama Iran mengindikasikan kesepakatan sudah dekat dalam pembicaraan antara Teheran dan Washington tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015. Hal ini menambah tekanan pada harga.