Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka kembali tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membukukan kerugian untuk hari kedua berturut-turut dan mencatat pekan terburuk dalam lebih dari setahun.
Pelemahan harga emas dipicu dolar AS yang memperpanjang relinya didukung pandangan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Mengutip Antara, Sabtu (19/6/2021), Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$5,8 atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada US$1.769 per ounce pada Jumat (18/6/2021). Emas telah kehilangan 5,9 persen untuk minggu ini, penurunan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Maret 2020.
Sehari sebelumnya, Kamis (17/6/2021), emas berjangka terjun US$86,6 atau 4,65 persen menjadi US$1.774,80, setelah naik US$5 atau 0,27 persen menjadi US$1.861,40 pada Rabu (16/6/2021), dan tergelincir US$9,5 atau 0,51 persen menjadi US$1.856,40 pada Selasa (15/6/2021).
The Fed pada akhir pertemuan kebijakan moneternya Rabu (16/6/2021) mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan apakah akan mengurangi pembelian asetnya di setiap pertemuan berikutnya dan memajukan proyeksi kenaikan suku bunga pada 2023.
Emas semakin terpukul oleh pernyataan Presiden Fed St. Louis, James Bullard bahwa inflasi yang lebih kuat dari yang diantisipasi dan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat adalah respons alami terhadapnya. Ia mengatakan pada Jumat (18/6/2021), pihaknya mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga acuan pada 2022.
Baca Juga
"Pasar takut akan upaya-upaya Fed lebih lanjut," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menuju pekan terbaiknya dalam hampir sembilan bulan, mengurangi daya pikat emas.
Tetapi beberapa analis, termasuk dari Goldman Sachs dan Commerzbank mengatakan emas dapat bersiap untuk pemulihan.
“Mungkin ada lebih banyak tekanan jual jangka pendek dalam emas tetapi di beberapa titik pemburu barang murah bisa turun tangan, merasakan peluang beli mengingat bahwa kenaikan inflasi secara historis bullish untuk logam mulia,” kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Commerzbank juga mempertahankan targetnya untuk harga emas akhir tahun ini yang sebesar US$2.000 per ounce.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli terpantau naik 11,3 sen atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada US$25,699 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$14,2 atau 1,35 persen menjadi ditutup pada US$1.041 per ounce.