Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Lanjutkan Penguatan Merespon Optimisme The Fed

Indeks S&P 500 terpantau memperpanjang lajunya ke rekor tertinggi di awal perdagangan.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama di Wall Street melanjutkan penguatan pada pembukaan perdagangan Jumat (11/06/2021), menandakan keyakinan pelaku pasar terhadap kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang bersifat sementara.

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 20.30 WIB, indeks Dow Jones menguat 0,23 persen ke level 34.564,99, indeks S&P 500 melaju 0,13 persen ke level 4.244,54, dan indeks Nasdaq naik tipis 0,06 persen ke level 14.028,21.

S&P 500 terpantau memperpanjang lajunya ke rekor tertinggi di awal perdagangan. Imbal hasil US Treasury beringsut lebih tinggi, dengan tenor 10 tahun masih bertahan di bawah 1,5 persen. Saham Vertex Pharmaceuticals Inc. jatuh setelah menghentikan pengembangan terapi untuk kelainan genetik langka.

Sebelumnya, S&P 500 mencapai level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (10/06/2021) karena data menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga konsumen AS pada Mei sebagian besar didorong oleh kategori yang terkait dengan pembukaan kembali ekonomi. Kenaikan inflasi tersebut memperkuat pandangan bahwa tekanan inflasi dapat mereda di akhir tahun.

Adapun bank sentral AS The Fed menetapkan standar tinggi untuk mempertimbangkan kembali sikap dovish mereka, hal itu akhirnya memicu risiko di seluruh pasar global

“Tidak masalah apakah inflasi bersifat sementara atau persisten, yang penting adalah apa yang The Fed pikirkan tentang  inflasi itu bersifat sementara atau persisten. Itulah yang akhirnya didapat pasar,” kata Kepala Strategi Pasar Global Invesco Kristina Hooper, mengutip Bloomberg.

Sementara itu, imbal hasil US Treasury menuju penurunan mingguan terbesar sejak Juni 2020. Pandangan The Fed bahwa tekanan inflasi bersifat sementara sekarang mendominasi pasar global, menandakan setiap perubahan dalam kebijakan ultra-akomodatif akan terjadi secara bertahap.

Pendekatan itu juga diperkuat oleh negara-negara di Eropa. Pasalnya, Bank Sentral Eropa menaikkan perkiraan inflasi dan memperbarui janji untuk mempertahankan pembelian obligasi darurat yang lebih cepat demi mempertahankan pemulihan ekonomi Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper