Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., mendapatkan fasilitas pembiayaan baru dari PT Bank Mandiri Tbk. sebesar Rp5 triliun. Aksi ini menambah daftar penggalangan dana eksternal emiten milik Prajogo Pangestu tersebut sepanjang tahun ini.
Adapun, fasilitas pinjaman BMRI yang didapatkan emiten berkode saham TPIA itu berskema term loan dengan nilai US$280 juta atau sekitar Rp4 triliun dengan kurs Rp14.285 per dolar AS bertenor 7 tahun dan account receivables financing dengan total limit Rp1 triliun bertenor 2 tahun.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan bahwa fasilitas pendanaan itu akan digunakan perseroan untuk membiayai operasional harian dan mendukung modal kerja perseroan.
Dia menjelaskan bahwa kemitraan dengan Bank Mandiri itu menunjukkan kepercayaan publik terhadap profil keuangan yang solid dari Chandra Asri dan kemampuan yang mumpuni sebagai market leader dalam menavigasi bisnis di masa-masa dinamis seperti saat ini.
“Kami menghargai kepercayaan dan keyakinan bank terhadap kualitas kredit kami yang berhasil menghadapi pandemi COVID-19 dengan lancar untuk mempertahankan terobosan kinerja keuangan, mempertahankan neraca dan kumpulan likuiditas yang kuat, serta terus memberikan keunggulan operasional dengan rekam jejak keselamatan yang baik,” ujar Erwin dikutip dari keterangan resminya, Jumat (11/6/2021).
Selain memberikan fasilitas kredit baru, Bank Mandiri juga melakukan perpanjangan tenor fasilitas committed and unsecured revolving credit facility senilai US$50 juta untuk mendukung kebutuhan modal kerja Chandra Asri.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Bank Mandiri turut melakukan pembaruan jangka waktu fasilitas trust receipt untuk Chandra Asri dari yang semula US$50 juta menjadi US$75 juta.
Tahun ini, TPIA konsisten mendapatkan kepercayaan dari pihak bank ataupun investor dalam pencarian dana eksternal.
Perseroan sempat mengantongi Rp1 triliun dari penawaran obligasi pada Mei lalu. Kemudian, pinjaman berupa fasilitas perdagangan terstruktur senilai US$60 juta dari Bank DBS pada Februari. Lalu, green loan senilai US$13 juta dari Bank Hana pada April.
Di luar pinjaman, perseroan juga punya program penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang bisa dieksekusi sewaktu-waktu. Rencana tersebut telah disetujui pemegang saham TPIA pada April lalu.
