Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., telah membeli kembali global bond senilai US$32,55 juta. Jumlah itu setara Rp465,88 miliar dengan asumsi kurs Jisdor Rabu (19/5/2021) Rp14.313 per dolar AS.
General Manager of Legal and Corporate Secretary Chandra Asri Petrochemical Erri Dewi Riani mengatakan bahwa perseroan telah menyelesaikan penawaran tender awal untuk membeli kembali sebagian obligasi yang jatuh tempo pada 2024 dengan jumlah pokok US$300 juta.
“Perseroan telah berhasil membeli pokok surat utang sebesar US$32,55 juta dengan total jumlah penyelesaian awal atas penawaran tender tersebut sebesar US$33,4 juta,” tulis Erri dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (20/5/2021).
Setelah penyelesaian penawaran tender awal tersebut, maka total kewajiban perseroan yang tersisa dari jumlah pokok obligasi itu sebesar US$235,23 juta.
Erri menjelaskan bahwa perseroan melakukan penawaran tender awal dalam rangka mengoptimalkan dan secara proaktif mengelola kas internal, profil utang, dan struktur permodalan.
Adapun, emiten berkode saham TPIA itu sesungguhnya menargetkan nilai pokok yang dapat dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya mencapai US$75 juta.
Baca Juga
Emiten milik orang kaya ketiga di Indonesia versi majalah Forbes 2021 Prajogo Pangestu itu akan mengakhiri masa penawaran tender buyback obligasi pada 28 Mei 2021.
Di sisi lain, per Maret 2021, perseroan memiliki kas dan setara kas hingga US$767,27 juta. TPIA tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar US$598 juta untuk periode tiga bulan pertama tahun 2021.
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, realisasi tersebut meningkat 25 persen dari posisi US$477 juta pada periode yang sama tahun lalu. Posisi pendapatan bersih yang mengalami peningkatan tersebut berdampak positif bagi laba bersih emiten bersandi TPIA tersebut.
Hingga kuartal I/2021, laba bersih perseroan mencapai US$85 juta, berbalik untung dari posisi rugi bersih sebesar US$17 juta di periode yang sama 2020. Tingkat EBITDA TPIA juga mengalami peningkatan yang signifikan menjadi US$147 juta, dari porsi minus US$14 juta di kuartal I/2020.