Bisnis.com, JAKARTA – Kepergian Morgan Stanley dari bisnis broker saham Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi pialang-pialang lokal.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, hengkangnya Morgan Stanley dari bisnis broker saham Indonesia disebabkan oleh minimnya prospek usaha yang bisa didapatkan.
“Mungkin dari persepsi bisnis Morgan Stanley, mereka tidak terlalu untung di sini (Indonesia). Jadi, lebih baik mereka memiliki headquarter di negara lain,” jelasnya saat dihubungi pada Jumat (28/5/2021).
Menurut Hans, kepergian Morgan Stanley tidak akan menimbulkan dampak signifikan terhadap industri pasar modal secara keseluruhan. Pasalnya, dari sisi volume dan frekuensi, bisnis broker Morgan Stanley tidak sebesar broker-broker lain.
“Mereka kliennya institusi, jadi tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar Indonesia. Setelah Morgan Stanley keluar, institusi-institusi tersebut akan berpindah ke perusahaan lain,” kata hans.
Minimnya dampak kejadian ini juga dapat dilihat dari tren transaksi saham yang terjadi di Indonesia selama beberapa waktu belakangan. Hans menjelaskan, saat ini jumlah investor ritel cenderung lebih besar dibandingkan institusi.
Baca Juga
Hal tersebut dinilai turut membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin akan timbul dari kepergian broker seperti Morgan Stanley.
Kedepannya, Hans memperkirakan kejadian ini tidak akan begitu mempengaruhi optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia. Menurutnya, emerging market seperti Indonesia telah memiliki arah yang jelas pascapandemi virus corona dan outlook tersebut sejalan dengan pasar-pasar utama seperti Eropa dan Amerika Serikat.
“Ini menjadi salah satu daya tarik utama emerging market seperti Indonesia untuk para investor baik asing ataupun domestik,” jelasnya.
Ia menambahkan, kepergian Morgan Stanley juga dapat dijadikan momentum untuk mendorong broker-broker lokal lebih berkembang. Mereka dapat mengambil peranan yang lebih besar dalam industri pasar modal Indonesia seiring dengan berjalannya pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, Hans mengatakan seluruh pemangku kepentingan terkait wajib mengambil peran dalam peningkatan kualitas pasar modal Indonesia. Hal ini dilakukan guna menarik lebih banyak investor, baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan dananya di Indonesia.
Salah satu sektor yang perlu terus dikembangkan menurut Hans adalah para investor ritel domestik. Hal ini mengingat pertumbuhan investor jenis ini yang menunjukkan tren kenaikan selama beberapa waktu terakhir.
“Edukasi dan literasi menjadi kunci utama bagi investor ritel domestik untuk dapat mengimbangi keberadaan dana asing di Indonesia,” pungkasnya.