Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Morgan Stanley Keluar dari Indonesia, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?

Morgan Stanley Sekuritas Indonesia menyatakan akan menghentikan kegiatan perantara pedagang efek atau bisnis brokernya di Indonesia, setelah beroperasi di Indonesia mulai tahun 2012.
Gedung Morgan Stanley. /Reuters
Gedung Morgan Stanley. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Para analis menyebutkan bahwa kepergian PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia tidak akan berpengaruh banyak terhadap trading penjualan saham investor ritel mengingat nasabah perusahaan tersebut adalah investor institusi.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan dari sisi volume dan frekuensi, bisnis broker Morgan Stanley tidak masuk dalam top 20 brokerage house di Indonesia.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia, pada April 2021 nilai transaksi saham Morgan Stanley mencapai Rp6,22 triliun, peringkat ke-19 terbesar. Adapun, dari sisi frekuensi, Morgan Stanley tidak masuk dalam daftar top 20 broker.

“Nasabah Morgan Stanley adalah investor institusi sehingga tidak berpengaruh banyak ke trading investor ritel,” papar Budi saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/5/2021).

Dia mengungkapkan Morgan Stanley memiliki share kurang dari 1 persen dari total volume dan frekuensi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara untuk nilai perdagangan, bank investasi ternama asal AS tersebut berada di nomor 19 untuk April dengan nilai perdagangan sekitar 1,5 persen dari total perdagangan ujar Budi. Berdasarkan data tersebut, Budi juga menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap perdagangan di BEI.

Namun Budi mengaku kemungkinan akan ada sedikit sentimen negatif bahwa ada perusahaan asing yang sudah tidak tertarik lagi dengan prospek pasar saham di Indonesia. Dia meneruskan bahwa seharusnya tidak berlangsung lama.

Senada dengan Budi, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan bahwa kepergian Morgan Stanley dari pasar saham Indonesia tidak berdampak begitu besar.

Reza menganalisa bahwa hampir sebagian besar transaksi pasar saham didominasi oleh investor ritel. Selain itu menurutnya saat ini masih banyak sekuritas-sekuritas lain yang memiliki transaksi yang lebih besar.

Selain itu menurutnya berbanding terbalik dengan Morgan Stanley, saat ini banyak sekuritas yang menargetkan ritel sebagai pangsa pasar nasabah ritel, terutama untuk investor usia muda.

“Dampak keluarnya Morgan Stanley enggak begitu besar ya,” ungkap Reza dihubungi Bisnis secara terpisah, Jumat (28/5/2021).

Lebih lanjut Reza mengungkapkan bahwa institusi finansial lokal saat ini sudah lumayan besar bertransaksi bluechip, diantaranya BPJS, Taspen, Asabri, Dapen, Asuransi, hingga Reksa Dana.

Ditambah lagi, menurutnya private equity lokal yang juga masuk ke saham-saham bluechip sehingga makin memperbesar nilai transaksi.

Sebelumnya, Morgan Stanley Sekuritas Indonesia menyatakan akan menghentikan kegiatan perantara pedagang efek atau bisnis brokernya di Indonesia, setelah beroperasi di Indonesia mulai tahun 2012.

Walaupun menghentikan kegiatan perantara pedagang efek di Indonesia, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menyatakan melalui pernyataan resmi akan tetap memberikan akses ke pasar saham Indonesia kepada klien-klien globalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper