Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencatat kenaikan penawaran masuk yang signfikan dan didominasi investor domestik pada lelang surat utang negara (SUN) perdana pasca Lebaran 2021. Sentimen global dan domestik yang positif disebut menjadi faktor pendorong.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang 7 seri SUN hari ini, Selasa (25/5/2021) menghasilkan penawaran masuk sebesar Rp78,16 triliun.
Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami peningkatan dibandingkan lelang SUN terakhir yang dilakukan pemerintah yakni Selasa (27/4/2021) lalu yang sebesar Rp52,75 triliun.
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan mengatakan hasil positif ini didukung oleh kondisi pasar global maupun domestik semakin membaik setelah sepanjang satu bulan terakhir pemerintah tak menggelar lelang.
Dari sisi global, kata Deni, penguatan indikator-indikator ekonomi Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa memberikan pengaruh positif ke pasar keuangan Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan Indonesia yang berada di atas proyeksi pasar serta kondisi likuiditas perbankan domestik yang diproyeksi masih sangat ample juga semakin memperkuat tone positif tersebut.
Baca Juga
“Kondisi yang baik ini mendorong peningkatan permintaan pada lelang SUN hari ini dengan total incoming bids mencapai Rp78,16 triliun, meningkat sekitar 48 persen dibandingkan pada lelang SUN sebelumnya yang sebesar Rp52,75 triliun,” kata Deni melalui pesan teks yang diterima Bisnis, Selasa (25/5/2021)
Lebih lanjut dia menyebut partisipasi investor domestik mendominasi lelang hari ini, dengan proporsi sebesar 85,1 persen dari total penawaran yang masuk.
Adapun fokus investor yang berpartisipasi pada lelang kali ini berada pada tenor 5 dan 10 tahun dengan proporsi sebesar 69,5 persen dari total incoming bids. Sedangkan partisipasi investor asing masih stabil di level 15 persen dari total incoming bids.
Kemudian, DJPPR juga mencatat adanya penurunan rerata yield tertimbang atau Weighted Average Yield (WAY) sebesar 2-13bps dibandingkan dengan WAY pada lelang sebelumnya.
Penurunan WAY tertinggi berada pada SUN dengan tenor panjang yaitu SUN tenor 20 dan 30 tahun dengan penurunan masing-masing sebesar 12bps dan 13bps.
Sementara itu, berdasarkan pertimbangan antara lain, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, yield /imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan suplai SUN dari pasar perdana setelah libur yang cukup panjang, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp32,55 triliun.
“Dengan jumlah SUN yang dimenangkan tersebut, Pemerintah tidak memerlukan penyelenggaraan lelang SUN tambahan atau green shoe option,” tutup Deni.