Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fundamental Ekonomi RI Bisa Selamatkan Prospek Lelang SUN

Kabar dari pasar domestik akan mampu mengimbangi sejumlah sentimen negatif di pasar global seperti lonjakan kasus positif virus corona.
Memantau layar surat utang negara/Bisnis
Memantau layar surat utang negara/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang kondusif dapat menjadi katalis perbaikan hasil lelang Surat Utang negara (SUN) pada Selasa (25/5/2021) pekan depan.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menuturkan, tren kenaikan minat investor pada lelang SUN akan berlanjut pekan depan. 

Fikri memaparkan, prospek positif ini didukung oleh beberapa katalis positif pada pasar domestik. Menurutnya, kabar dari pasar domestik akan mampu mengimbangi sejumlah sentimen negatif di pasar global seperti lonjakan kasus positif virus corona atau sempat menguatnya imbal hasil US Treasury atau obligasi AS.

“Hasilnya akan lebih baik pada minggu depan. Kemungkinan di kisaran Rp50 triliunan,” katanya saat dihubungi pada Minggu (23/5/2021).

Fikri menerangkan, salah satu sentimen positif yang mendukung minat investor adalah imbal hasil (yield) SUN dalam negeri yang tetap terjaga. Hal ini  terjadi seiring beberapa rilis data domestik yang masih mendukung seperti inflasi yang rendah.

Terjaganya inflasi di Indonesia membuat tingkat imbal hasil nyata (real yields) yang didapat investor dari obligasi pemerintah Indonesia masih cukup besar dibandingkan surat utang negara lainnya. Adapun, real yield didapatkan dari yield pada SUN dikurangi dengan inflasi.

“Inflasi Indonesia stabil di 1,4 persen, sementara asumsi yield SUN Indonesia seri 10 tahun pada kisaran 6,5 persen. Sehingga, SUN Indonesia masih memiliki real yield sekitar 500 basis poin,” jelasnya.

Pertumbuhan minat investor, terutama asing, ke pasar SUN domestik juga ditopang oleh nilai tukar rupiah. Meskipun bergerak fluktuatif selama beberapa pekan belakangan, Fikri menilai rentang pelemahan rupiah terbilang lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain.

Meski demikian, FIkri menambahkan kenaikan minat investor terhadap SUN Indonesia juga akan memunculkan risiko. Hal ini karena pemerintah akan memerlukan jumlah pasokan SUN yang lebih banyak seiring dengan target penyerapan utang melalui SUN sebesar Rp194,6 triliun.

“Salah satu pilihannya adalah dengan memperbanyak lelang sehingga imbal hasil juga berada di level yang tinggi. Tetapi, hal ini masih belum pasti karena pemerintah akan memantau kondisi tarik-menarik di pasar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper