Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kuartal I/2021: Penjualan Indofarma (INAF) Tumbuh 152 Persen

Berdasarkan publikasi perseroan, realisasi tersebut meningkat sebesar Rp225,04 miliar atau 152 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp148,16 miliar.
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi BUMN PT Indofarma Tbk. alias INAF mencatat penjualan bersih sebesar Rp373,20 miliar sepanjang kuartal I/2021.

Berdasarkan publikasi perseroan, realisasi tersebut meningkat sebesar Rp225,04 miliar atau 152 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp148,16 miliar.

“Peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen Ethical sebesar Rp191,87 miliar dan Alat Kesehatan sebesar Rp175,49 miliar,” jelas Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto dalam publiksinya, Kamis (20/5/2021).

Dia menjelaskan, keberhasilan peningkatan penjualan tersebut berkontribusi positif pada pencapaian laba bersih perseroan Rp1,8 miliar setelah mengalami kerugian bersih Rp21,43 miliar pada periode yang sama tahun buku 2020.

Dari sisi kewajiban, liabilitas Perseroan meningkat sebesar 8,29 persen dari yang semula Rp1,28 triliun menjadi Rp1,38 triliun pada kuartal I/2021. Kemudian aset Perseroan mengalami peningkatan 6,32 persen dari semula Rp1,71 triliun menjadi Rp1,82 triliun pada kuartal I/2021.

“Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, perseroan mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp74,88 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perseroan,” tambah Arief.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, perseroan berhasil meningkatkan kinerja sales pada kuartal pertama tahun 2021 dengan strategi penjualan Obat Ethical dan Alat Kesehatan terkait Covid-19.

Di lain pihak, perseroan tetap memastikan terpenuhinya aspek kepatuhan terhadap PSAK 71 secara konsisten sehingga diharapkan berdampak pada kinerja Perseroan yang tumbuh secara berkesinambungan.

Sementara itu, pada 2020 lalu INAF mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,71 triliun, meningkat sebesar Rp356,41 miliar atau 26,22 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,35 triliun.

“Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen Alat Kesehatan dan Obat-obatan sesuai dengan strategi turn around management,” jelas Arief.

Dari sisi pengendalian biaya, INAF berhasil menekan beban pokok penjualan dari 81,58 persen di tahun 2019 menjadi 76,65 persen di 2020 atau turun sebesar 4,93 persen. Seiring dengan itu perseroan mampu membukukan gross profit margin Rp400,59 miliar di tahun 2020 atau naik 60 persen dibandingkan dari tahun sebelumnya Rp250,36 miliar.

Perseroan juga berhasil melakukan penghematan beban penjualan dan beban administrasi umum terhadap penjualan dari 16,79 persen di tahun 2019 menjadi 15,58 persen di tahun 2020.

Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi penghematan biaya sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp164 miliar di tahun 2020 dibandingkan EBITDA tahun 2019 sebesar Rp45 miliar atau tumbuh sebesar 364 persen.

Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, Perseroan membukukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp38,50 miliar yang berdampak terhadap tergerusnya laba bersih perseroan sehingga perseroan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp30,00 juta. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper