Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk., merombak jajaran direksi dan komisaris yang akan berlaku pada 3 tahun ke depan.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada Kamis (29/4/2021), pemegang saham sepakat untuk menunjuk Febriany Eddy sebagai CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia menggantikan Nicolas D. Kanter.
Wanita kelahiran Palembang itu telah memiliki memiliki hampir 22 tahun pengalaman kerja internasional di industri finansial maupun pertambangan. Beliau pernah bekerja untuk PricewaterhouseCoopers di Jakarta dan di Amsterdam, Belanda, selama total 7 tahun.
Dia memulai karirnya di PT Vale sebagai Manajer Pengawasan dan Evaluasi Proyek selama tiga tahun. Beliau kemudian ditugaskan ke kantor regional Vale Base Metals Asia Pasifik dan Afrika yang berbasis di Brisbane, Australia, selama 2,5 tahun.
Di sana, Febriany bertanggung jawab mengkoordinasikan perencanaan bisnis dan memonitor performa dari unit Base Metals di Indonesia, Jepang, China, Taiwan, dan Afrika. Kembali ke Indonesia, beliau menjabat sebagai CFO PT Vale Indonesia pada 2013 sampai 2018, dan menjabat Deputy CEO selama 2 tahun terakhir.
Adapun, menurut laporan S&P Global Ratings di seluruh dunia, hanya 13 persen peran eksekutif C-suite di perusahaan tambang dipegang oleh perempuan.
Baca Juga
Hal itu menjadikan Febriany, yang masuk dalam Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific pada 2015, sebagai satu dari sedikit perempuan yang menempati posisi paling strategis di industri pertambangan. Dia juga mendapatkan gelar Asia’s Top Sustainability Superwomen 2019.
Sejalan dengan itu, Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menjadikan keberlanjutan adalah poin penting dalam visinya sebagai pucuk kepemimpinan Vale Indonesia. Dia akan mengurangi sepertiga emisi karbon Vale Indonesia pada 2030 dan mencapai karbon netral dalam proses produksi nikel pada 2050.
“Nikel adalah produk penting yang dibutuhkan untuk mewujudkan ambisi dekarbonasi dunia. Terlepas dari tantangan yang luar biasa, kami berkomitmen untuk mengurangi karbon dan mencapai karbon netral dalam proses produksi nikel kita pada tahun 2050,” ujar Febriany, Kamis (29/4/2021).
Selain itu, dia juga berkomitmen untuk merealisasikan program pengembangan smelter di Bahodopi, Pomalaa, dan peningkatan kapasitas produksi Sorowako.
Di sisi lain, dalam RUPST itu pemegang saham juga menyetujui pengunduran diri Cory McPhee sebagai komisaris dan mengangkan Nicolas D Kanter sebagai komisaris baru.
Dengan demikian, susunan direksi dan komisaris Vale Indonesia terbaru adalah
Direksi
Presiden Direktur: Febriany Eddy
Wakil Presiden Direktur: Adriansyah Chaniago
Direktur: Bernardus Irmanto
Direktur: Dani Widjaja
Direktur: Agus Superiadi
Direktur: Vinicius Mendes Ferreira
Komisaris
Presiden Komisaris: Mark James Travers
Wakil Presiden Komisaris: Ogi Prastomiyono
Komisaris: Luiz Fernando Landeiro
Komisaris: Nicolas D. Kanter
Komisaris: Nobuhiro Matsumoto
Komisaris: Rizal Sukma
Komisaris: Alexandre Silva D'Ambrosio
Komisaris Independen: Raden Sukhyar
Komisaris Independen: Rudiantara
Komisaris Independen: Dwia Aries Tina Pulubuhu