Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) Buka Puasa Dividen, Tebar US$33 Juta untuk Tahun Buku 2020

Jumlah dividen yang setara 40 persen dari laba bersih 2020 tersebut akan dibagikan akan dibayarkan pada 28 Mei 2021.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk., akan membagikan dividen tunai senilai US$33 Juta untuk tahun buku 2020.

Hal tersebut disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada Kamis, 29 April 2021.

Pembagian dividen oleh emiten berkode saham INCO itu menjadi yang pertama dalam 6 tahun terakhir. Untuk diketahui, INCO terakhir kali menebar pemanis bagi investor untuk kinerja tahun buku 2014. Sejak saat itu, perseroan belum pernah membagikan dividen lagi.

INCO akan membagikan 40 persen dari laba bersih 2020 sebagai dividen tunai yang akan dibayarkan pada 28 Mei 2021. Pada 2020, INCO membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$82,81 juta, tumbuh 44,2 persen yoy.

Dengan demikian, jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan INCO sebesar US$$33 juta atau setara US$0,00333 per saham. 

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan bahwa keputusan dividen itu karena perseroan mempertimbangkan posisi kas pada akhir 2020 yang dinilai cukup berlebih.

“Harga nikel baik dan kinerja perusahaan pun baik, sehingga kami akumulasi dan kas kami cukup tinggi pada akhir 2020,” ujar Anto saat paparan publik, Kamis (29/4/2021).

Hal itu pun seiring dengan target final investment decision (FID) untuk proyek smelter Bahodopi dan Pomalaa yang diundur dari semula pada 2020 menjadi pada akhir 2021.

Sementara itu, perseroan pun melihat tren kenaikan harga nikel yang masih berlanjut pada 2021 sehingga juga memberikan prospek yang lebih baik terhadap kinerja keuangan perseroan pada tahun ini.

Namun, dengan mempertimbangkan kebutuhan kas di proyek Bahodopi, proyek Pomala, serta operasional di Sorowak yang masih berjalan perseroan pun mempertimbangkan maksimum pembayaran dividen di kisaran 40 persen dari laba bersih.

“Oleh karena itu, kami usulkan kepada dewan komisaris untuk membagikan keutungan 40 persen untuk tahunn buku 2020,” papar Anto.

Di sisi lain, keputusan pembagian dividen itu pun seiring dengan resmi masuknya MIND ID sebagai salah satu pemegang saham INCO.

Pada Oktober 2020, INCO telah merampungkan proses transaksi divestasi saham kepada MIND ID. Penjualan dan pengalihan 20 persen saham itu senilai Rp5,52 triliun yang terdiri atas 1,98 saham dengan harga pelaksanaan Rp2.780 per saham.

Dalam transaksi itu, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebagai pemegang saham mayoritas INCO melepas kepemilikannya masing-masing sebesar 14,9 persen dan 5,1 persen kepada MIND ID.

Dengan demikian, setelah transaksi selesai maka kepemilikan saham INCO berubah menjadi, Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, MIND ID sebanyak 20 persen, Sumitomo Metal Mining 15,03 persen, dan publik sebesar 20,49 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper