Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. berpotensi menanjak setelah mengeksekusi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp9,29 triliun.
Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan bahwa aksi private placement yang dilakukan oleh emiten berkode saham EMTK tersebut memiliki dampak yang cukup positif bagi perseroan.
“EMTK yang awalnya hanya memiliki SCTV dan Indosiar, kini sudah menjadi kendaraan investasi dari Pak Eddy Kusnadi Sariaatmadja dalam mengakuisisi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi digital, e-commerce, jasa keuangan, hingga pelayanan kesehatan,” ujar Robertus kepada Bisnis, Senin (5/4/2021).
Adapun, beberapa perusahaan yang sekarang ada di bawah bendera EMTK antara lain Bukalapak, Dana, Video.com, dan Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME).
Robertus menilai saham EMTK masih berpotensi untuk bergerak naik lebih tinggi, karena dana hasil private placement itu akan digunakan untuk menunjang ekspansi bisnis grup secara keseluruhan.
Kenaikan saham itu pun juga seiring dengan potensi penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dari unikorn Bukalapak, dan pertumbuhan bisnis pasca konsolidasi rumah sakit SAME dan Elang Medika Corpora.
Baca Juga
Dia menargetkan harga saham EMTK ke posisi Rp2.800 per saham. Pada penutupan perdagangan Senin (5/4/2021) EMTK parkir di level Rp2.380, terkoreksi 2,86 persen.
Sepanjang tahun berjalan 2021, saham EMTK telah bergerak naik 70 persen. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp145,65 triliun dengan valuasi price to earning ratio (PER) 6,53 kali.
Secara terpisah, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa aksi private placement yang baru dirampungkan tersebut membuat saham EMTK semakin menarik bagi investor.
Apalagi dalam beberapa bulan terakhir, EMTK melakukan sejumlah aksi korporasi setelah sepanjang 2020 saham terlihat tidak begitu menarik bagi investor.
Setelah aksi tersebut, Reza menjelaskan bahwa para pelaku pasar akan fokus terhadap dampak dari aksi private placement senilai Rp9,29 triliun yang digunakan untuk modal ekspansi itu terhadap kinerja.
“Dana yang diraup Rp9,29 triliun akan dilihat seberapa besar efeknya terhadap kinerja, apakah bisa langsung terserap dan langsung memberikan efek positif terhadap kinerja keuangan. Kalau bisa langsung memberikan dampak positif di tahun ini, tentu EMTK akan lebih baik lagi,” ujar Reza kepada Bisnis, Senin (5/4/2021).
Adapun, EMTK mencetak pendapatan sebesar Rp11,93 triliun pada 2020, naik 8,21 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp11,03 triliun.
Selain itu, EMTK berhasil mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,05 triliun pada 2020. Jumlah itu berbanding terbalik dengan 2019, yaitu rugi Rp1,5 triliun.
Reza mengungkapkan saham EMTK menarik untuk diakumulasi oleh para investor dengan target harga Rp3.050 per saham jika dilihat dari sisi prospek bisnisnya yang semakin beragam.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.