Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen amonia dan LPG, PT Surya Esa Perkasa Tbk., mengumumkan identitas logo barunya.
Perubahan identitas baru ini berlaku untuk semua entitas publik dan anak perusahaan, termasuk PT Panca Amara Utama (PAU) yang efektif menggunakan identitas baru “ESSA” mulai 26 Maret 2021.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Surya Esa Perkasa Vinod Laroya mengatakan bahwa perubahan identitas menjadi ESSA itu berarti satu dan mencerminkan keinginan kolektif perseroan untuk bersatu, menjadi yang terbaik dalam apa yang dilakukan, dan selalu melakukannya dengan kerendahan hati.
Perubahan itu juga mewakili keinginan perseroan untuk selalu berkontribusi sebagai Satu untuk Indonesia.
Dia juga menjelaskan, melalui perubahan itu perseroan berharap dapat memberikan semangat dan energi baru untuk terus bertumbuh dan memberikan nilai tambah bagi sumber daya Indonesia.
“Hal ini tercermin dari kesepakatan perjanjian Kerjasama ESSA dalam pengembangan dan produksi Amonia Biru yang baru-baru ini dilaksanakan. Melalui Amonia Biru, kami berharap dapat membuka jalan bagi perseroan menjadi yang terdepan dalam menyediakan bahan bakar masa depan untuk Indonesia,” papar Vinod dikutip dari keterangan resminya, Senin (29/3/2021).
Baca Juga
Adapun, proses perubahan identitas yang dilakukan perseroan berdasarkan Sertifikat Merek Brand Identity ESSA tanggal 02 September 2020 dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Perubahan brand identitas ini tidak akan berdampak pada perubahan nama badan hukum perseroan sebagai entitas, atau pada perjanjian dan/atau komitmen perseroan yang sedang berlangsung dengan pihak manapun.
Di sisi lain, perseroan berharap dapat kembali meningkatkan produksi amonia dan LPG pada 2021 setelah pada tahun sebelumnya kemampuan produksi perseroan terkendala pandemi Covid-19.
Selain itu, peningkatan produksi itu juga sebagai upaya menangkap peluang untuk memperbaiki kinerja perseroan tahun seiring dengan pemulihan harga amonia dan LPG pada tahun ini.
Pasalnya, ESSA mencetak rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$19,12 juta, berbanding terbalik dengan 2019 perseroan berhasil mencetak laba US$2,63 juta.
Sementara itu, pendapatan ESSA pada 2020 hanya sebesar US$175,51 juta, turun 20,97 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$221,91 juta.
Kepemilikan saham ESSA oleh komisaris dan direksi paling besar ialah Vinod Laroya sejumlah 13,038 persen, Garibaldi 'Boy' Thohir selaku komisaris sejumlah 3,607 persen, dan T.P. Rachmat sebagai wakil presiden komisaris sebanyak 4,051 persen.