Bisnis.com, JAKARTA – Emiten industri energi dan kimia, PT Surya Esa Perkasa Tbk., berbalik merugi pada 2020 seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham ESSA itu mencetak pendapatan sebesar US$175,51 juta pada 2020. Perolehan itu turun 20,97 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$221,91 juta.
Adapun, penurunan pendapatan terjadi di semua segmen, yaitu penjualan amonia menjadi hanya sebesar US$147,5 juta, penjualan elpiji sebesar US$24,52 juta, dan pendapatan jasa pengolahan sebesar US$3,48 juta.
Sejalan dengan penurunan pendapatan itu, beban pokok pendapatan perseroan turun menjadi US$166,13 juta, dibandingkan dengan posisi 2019 sebesar US$182,82 juta.
Kendati demikian, beban penjualan ESSA membengkak menjadi US$2,23 juta, atau melejit 769,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar US$257.152.
Dari itu, ESSA mencetak rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$19,12 juta, berbanding terbalik dengan 2019 perseroan berhasil mencetak laba US$2,63 juta.
Baca Juga
Di sisi lain, total liabilitas perseroan turun menjadi US$480,27 juta pada akhir 2020, dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$586,87 juta.
Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$94,89 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$385,37 juta.
Sementara itu, total aset ESSA turun per akhir 2020 menjadi US$792,05 juta, lebih rendah daripada akhir 2019 sebesar US$895,31 juta. Kas dan setara kas perseroan turun 49,9 persen menjadi hanya sebesar US$73,77 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$147,28 juta.