Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten produsen rokok, PT HM Sampoerna Tbk., tertekan pada 2020 seiring dengan kenaikan tarif pajak dan beban yang menjadi katalis negatif kinerja.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode efek HMSP itu mencetak pendapatan sebesar Rp92,42 triliun pada 2020. Perolehan itu lebih rendah 12,85 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp106,05 triliun.
Selain itu, HMSP hanya mengantongi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp8,58 triliun, menyusut 37,46 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp13,72 triliun.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan bahwa pendapatan HMSP pada 2020 sejalan dengan perkiraan Mirae Asset dan konsensus dengan mencapai tingkat run-rate masing-masing 100 persen dan 97 persen untuk konsensus.
Sementara itu, laba bersih HMSP sepanjang 2020 berada di bawah estimasi Mirae Asset dan konsensus pasar dengan tingkat run-rate masing-masing 91 persen dan 90 persen.
“Kami mengaitkan kinerja yang kurang baik ini karena kontraksi margin seiring dengan pajak cukai yang lebih tinggi dan sejumlah beban yang tidak ikut turun di tengah penurunan pendapatan,” tulis Christine dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga
Untuk diketahui, margin HMSP pada tingkat laba kotor berhasil hanya turun 18,4 persen pada kuartal IV/2020, dibandingkan dengan penurunan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar 25,3 persen.
Dia menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan perseroan belum sepenuhnya meneruskan kenaikan pajak cukai terhadap harga jual rata-rata (average selling price/ASP).
Selain itu, Christine juga tidak melihat adanya peningkatan ASP, terutama untuk produk non-unggulan HMSP Dji Sam Soe, yaitu Magnum Mild.
Dia menilai, strategi itu dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar sigaret kretek mesin (SKM) perseroan sebagai hasil dari penurunan besar konsumen ke merek lain yang lebih murah.
Hal itu pun berhasil membuat volume penjualan merek Dji Sam Soe tetap datar secara kuartalan pada kuartal IV/2020 di saat mayoritas merek rokok perseroan menurun.
Di lantai bursa, pada perdagangan Selasa (23/3/2021) HMSP ditutup terkoreksi 3,39 persen ke posisi Rp1.425. Sepanjang tahun berjalan 2021, saham terkoreksi 5,32 persen. Kapitalisasi pasar HMSP sebesar Rp165,75 triliun.
Adapun, Christine merekomendasikan hold untuk saham HMSP dengan target price Rp1.450 per saham.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 19 dari 33 analis yang mengulas HMSP merekomendasikan jual. Sementara itu, 7 analis merekomendasikan beli dan 7 analis lainnya merekomendasikan hold.
Target harga HMSP dalam 12 bulan ke depan berada di posisi Rp1.296, yang mencerminkan potensi koreksi 9 persen dari level harga HMSP saat ini.