Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu entitas usaha Rajawali Group di bidang pertambangan emas, PT Archi Indonesia, tengah bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Melansir Bloomberg, PT Archi Indonesia tengah dalam proses untuk melantai di Bursa Efek Indonesia dan akan melakukan edukasi untuk para investor pada 12 Maret 2021 hingga 26 Maret 2021.
Adapun, hasil dana IPO itu disebutkan akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman yang ada. Credit Suisse akan bertindak sebagai joint lead manager atas aksi itu.
Untuk diketahui, Archi Indonesia sepenuhnya dimiliki oleh PT Rajawali Corpora atau Grup Rajawali yang didirikan oleh konglomerat Peter Sondakh.
PT Archi Indonesia memiliki 100 persen saham di proyek tambang emas dan perak Toka Tindung di Sulawesi Utara.
Hak penambangan Proyek Toka Tindung perseroan itu melalui Kontrak Karya (KK) dua entitas usaha Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya.
Baca Juga
Kedua KK tersebut memiliki total sekitar 40 ribu hektar yang berlaku hingga 2041, dengan kemungkinan perpanjangan jangka waktu 2 x 10 tahun.
Sejak didirikan pada 2010, Archie Indonesia telah memproduksi lebih dari 8 ton emas per tahun.
Berdasarkan laporan keuangan, dalam tiga tahun terakhir Archi Indonesia berhasil mencetak pertumbuhan cukup stabil di pos pendapatan.
Pada 2020, Archi membukukan pendapatan US$393,3 juta, naik 2,5 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$838,69 juta.
Kenaikan pendapatan membuat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Archi sebesar US$123,33 juta pada 2020. Laba bersih itu naik 32,6 persen daripada perolehan 2019 sebesar US$92,99 juta.
Di sisi lain, total aset Archi per 31 Desember 2020 senilai US$600.23 juta dengan total liabilitas sebesar US$505,89 juta.
Adapun, Archi Indonesia sebenarnya sudah nyaris melakukan IPO akhir 2014. Namun, berdasarkan catatan Bisnis, niatan itu ditunda lantaran situasi pasar dipandang tidak kondusif seiring volatilnya harga komoditas dan kondisi makro ekonomi global yang tidak pasti.
Ketika itu, perusahaan tambang emas itu berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,6 miliar lembar saham di kisaran harga Rp1.895-Rp2.445 per saham, sehingga Archi Indonesia sebelumnya berpotensi mendapatkan dana segar hingga Rp3,9 triliun.