Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bisa Terdongkrak Pekan Depan, karena Sentimen Stimulus AS?

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan depan berpeluang terdorong oleh stimulus jumbo yang digelontorkan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Stimulus jumbo yang digelontorkan pemerintah Amerika Serikat (AS) diharapkan dapat mendorong penguatan pasar saham, dengan catatan penguatan US Treasury tetap tertahan.

Tercatat, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,51 persen ke level 6258,75 pada perdagangan akhir pekan lalu, JUmat (7/3/2021).

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee pasar saham berpotensi rebound pada awal pekan ini, Senin (8/3/2021), salah satunya didorong oleh pengesahan stimulus yang diajukan Joe Biden kepada Senat AS.

Sinyal ini kian kuat apalagi di akhir pekan pasar Wall Street menguat menyusul tren kenaikan yield obligasi pemerintah AS yang mulai tertahan. Tercatat, yield US Treasury tenor 10 tahun melemah ke level 1,55 persen setelah sempat menyentuh posisi di atas level 1,6 persen.

“Turunnya yield US Treasury di akhir pekan dari level tertinggi, ditambah harapan paket stimulus fiskal jumbo USA membuat pasar saham di perkirakan akan menguat di awal pekan ini,” tulis Hans dalam publikasinya yang dikutip pada, Minggu (7/3/2021)

Dia memperkirakan IHSG bergerak dengan support di level 6,245 sampai 6,173 dan resistance di level 6,307 sampai 6,394. Adapun sejumlah sektor yang diprediksi naik lebih banyak antara lain perbankan, properti, dan komoditas.

Akan tetapi, tambah Hans, jika yield US Treasury naik lagi, dikhawatirkan indeks komposit akan kembali terkoreksi.

Dia menuturkan kesepakatan paket stimulus fiskal akan menjadi sentimen positif pasar keuangan di jangka pendek, tetapi berpotensi mendorong naiknya yield US Tresury akibat potensi pemulihan ekonomi yang cepat.

Selain akan menekan saham, kenaikan yield US Treasury jugamembuat obligasi negara berkembang seperti Indonesia menjadi semakin rentan. Bahkan, jika yield US Treasury terus naik mendekati level 2 persen mungkin akan memicu arus keluar dana asing.

“Surat utang negara berkembang dianggap berisiko karena valuasi yang sudah berlebihan, prospek inflasi yang lebih cepat, dan sikap Federal Reserve yang tak menganggap kenaikan US Treasury sebagai hal yang patut dikhawatirkan,” paparnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper