Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara dunia diproyeksi kurang menarik mengingat sentimen negatif dari China. Selain itu, produksi minyak harian AS untuk 26 Februari juga akan turun. Pasalnya, input kilang minyak AS diperkirakan lebih rendah dibandingkan minggu lalu.
Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan mengatakan bahwa kontribusi konsumsi batu bara terhadap bauran energi China menurun dari 60,4 persen pada 2017 menjadi 57,0 persen pada 2020.
"Dan ini melampau target sebesar 58 persen untuk periode rencana lima tahun ke-13," tulisnya melalui riset Selasa (2/3/2021).
Untuk harga minyak, dia memperkirakan bahwa harga minyak WTI akan diperdagangkan dua arah, mengingat katalis dua sisi minggu ini.
Dari komoditas logam, lanjutnya juga dinilai kurang menarik. Pasalnya, dia menilai harga nikel global akan diperdagangkan dua arah minggu ini, memberikan katalis dua sisi.
Selain itu, dia berpendapat bahwa harga timah dunia akan diperdagangkan di kedua sisi pasar, mengingat berbagai katalisator.
"Kami melihat bahwa harga emas global akan diperdagangkan dalam kondisi campuran yang tenang minggu ini, mengingat perkiraan beragam untuk daya beli AS," jelasnya.
Sementara dari sektor agrikultur, menurutnya akan melanjutkan penguatan. Dengan adanya La Nina tahun ini, dia meyakini akan terjadi gangguan pasokan terhadap produksi CPO global.
"Dengan demikian, ini akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk minggu ini," katanya.
Menurut Intertrek Testing Services, surveyor kargo, ekspor CPO Malaysia pada 1-25 Februari meningkat 7,9 persen month on month (mom) menjadi 919.765 ton. Kondisi tersebut akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk minggu ini.
"Secara keseluruhan, menurut kami harga CPO global akan diperdagangkan lebih tinggi, mengingat beberapa katalis positif yang akan datang minggu ini," katanya
Untuk itu, dalam pandangan Mirae Asset beberapa saham yang patut dicermati meliputi, Astra Agro Lestari (AALI), PP London Sumatra Indonesia (LSIP), dan saham terkait CPO lainnya akan menarik minggu ini.