Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Mikro Berlanjut, IHSG Berbalik Melemah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik melemah dan parkir di level 6.251,05, terkoreksi 0,35 persen atau 21,75 poin.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan menutup perdagangan Rabu (24/2/2021) di zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik melemah dan parkir di level 6.251,05, terkoreksi 0,35 persen atau 21,75 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di kisaran 6.223,65 hingga 6.294,14.

Investor asing tercatat membukukan transaksi beli bersih hingga Rp302,2 miliar.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 193 saham berhasil menguat, 285 saham terkoreksi, sedangkan 239 saham lainnya terpantau stagnan.

Laju indeks ditekan saham PT Indointernet Tbk. (EDGE) yang terkoreksi 7 persen, diikuti PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) turun 6,98 persen, dan saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) turun 6,79 persen.

Kendati demikian, saham perbankan memenuhi jajaran top gainers perdagangan kali ini. Penguatan dipimpin oleh saham PT Bank Artha Graha International Tbk. (INPC) naik 34,41 persen, dilanjutkan saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) menguat 23,06 persen, dan saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. (BANK) menguat 21,43 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa pelemahan indeks kali ini ditekan sentimen kebijakan lockdown beberapa negara di dunia yang diproyeksi semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, penerapan PPKM di beberapa daerah Indonesia juga menjadi sentimen negatif bagi pasar.

“Hasil data inflasi inti Jepang yang di bawah ekspektasi pasar turut memberikan tekanan terhadap indeks,” ujar Nafan kepada Bisnis, Rabu (24/2/2021).

Nafan mengatakan, pelaku pasar juga tengah menanti pernyataan Jerome Powell di hadapan the House Financial Services Committee terkait dengan kebijakan pelonggaran moneter yang akan ditempuh oleh The Fed ke depan, sekaligus menyampaikan outlook ekonomi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper