Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan pada awal perdagangan hari ini, Senin (8/2/2021).
Preopening, IHSG naik 0,68 persen atau 41,82 poin menjadi 6.193,55. Dari seluruh anggota Indeks LQ45, 37 saham menguat dan 8 saham stagnan.
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 1,02 persen atau 62,56 poin menjadi 6.214,29. Terpantau 216 saham menguat, 26 saham koreksi, dan 155 saham stagnan.
Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp40,98 miliar. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong dengan net buy Rp13,8 miliar. Saham BBCA naik 1,81 persen atau 625 poin menjadi Rp35.200.
Di jajaran top gainers, saham PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) melesat 24,61 persen menuju Rp476. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga menguat signifikan 4,51 persen menuju Rp2.780.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan secara teknikal IHSG bergerak mengarah ke resistance rata-rata pergerakan 20 hari di kisaran 6.230-an setelah berhasil menguat di level support rata-rata 50 hari di kisaran 6.060-an.
Baca Juga
“Indikator stochastic bergerak bullish momentum. Indikator MACD membentuk crossover positif,” tulis Lanjar dalam riset harian, Senin (8/2/2021).
Lanjar memperkirakan IHSG akan melanjutkan penguatan pada perdagangan awal pekan ini pada rentang 6.063—6.233.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance IHSG berada pada 6.102.22 hingga 6.256.03.
“Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Stochastic dan RSI mulai menunjukkan sinyal positif,” tulis Nafan dalam riset harian, Senin (8/2/2021)
Di sisi lain, masih terlihat pola upward bar yang mengindikasikan masih adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga kemungkinan berpeluang menuju ke resistance terdekat.
Pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,73 persen atau 44,51 poin ke level 6.151. Saham sektor pertambangan memimpin penguatan dengan kenaikan 2,95 persen.
Hal itu didorong oleh penguatan harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara, nikel, dan timah.