Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pelayaran mulai menggeliat pada 2021, pasca diterpa pandemi Covid-19 sepanjang 2020. Sejumlah emiten pelayaran menargetkan pendapatan lebih baik.
Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) Kevin Wong mengungkapkan kondisi pasar perseroannya yang bergerak di kapal tanker minyak mirip dengan permintaan dari kapal kontainer dan tanker gas LPG/VLGC.
Seiring dengan perbaikan harga minyak dan aktivitas masyarakat permintaan pun mulai meningkat. Walaupun, masih belum seperti sebelum pandemi Covid-19, karena sejumlah negara di dunia termasuk di Indonesia masih memberlakukan lockdown terbatas.
"Demand minyak sebetulnya sudah meningkat, terutama sebulan terakhir dimana infeksi Covid-19 mulai berkurang dan cuaca yang dingin. Inilah yang sudah mengurangi kapal yang digunakan untuk penyimpanan secara drastis atau sudah turun 80 persen--85 persen sejak Mei-Juni 2020 yang berarti ke depan supply kapal akan kurang," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (7/2/2021).
Apalagi, para ekonom mulai optimistis dan memperkirakan PDB dunia akan tumbuh dibandingkan dengan 2020, China diprediksi di atas 8,5 persen dan AS di atas 6 persen.
Di sisi lain, permintaan untuk pemesanan (order book) kapal tanker sudah mengalami titik terendah dalam 30 tahun terakhir dan implementasi ballast water treatment system dan slow speed berpotensi mengurangi kapasitas armada tanker sekitar 5 persen - 10 persen.
Baca Juga
"Berarti mulai kuartal I/2021 supply akan ketat dan demand akan melonjak, berarti peluang terbuka untuk tarif sewa kapal tanker minyak meningkat. Kalau tahun 2015 sampai US$60.000 per hari, pada 2020 sampai US$150.000 per hari," jelasnya.
Dengan demikian, pendapatan para operator kapal tanker akan meningkat dan dapat lebih baik dari kondisi pandemi Covid-19 pada 2020. Ekspansi berupa penambahan kapal pun sangat mungkin dilakukan.
Seiring dengan potensi tersebut, emiten bersandi BULL tersebut berencana terus mengembangkan armada. Pada 2017, BULL telah menambah 4 kapal, pada 2019 menambah 14 kapal.
"Ke depan kapasitas berkembang kami lebih besar lagi, apalagi didukung kemampuan bersaing di luar negeri dan 80 persen--90 persen dari kapal kami disewa jangka panjang," katanya.
Dari sisi pendapatan kontrak kerja baru, BULL menargetkan dapat mendapat hingga US$220 juta dengan fokus bisnis menggarap peluang dari operasional kapal tanker.
"Sekarang kami sedang mengincar beberapa peluang dengan fokus ke kapal tanker. Kami targetkan selama 2021 mencapai kontrak secara total keseluruhan US$200-220 juta," urainya.
Buana Lintas Lautan membukukan pendapatan US$144,67 juta pada kuartal III/2020. Realisasi itu naik 93,38 persen dari US$74,81 juta periode yang sama tahun lalu.
Dengan pendapatan itu, BULL mampu mencetak pertumbuhan laba bersih 219,73 persen secara year on year (yoy). Jumlah yang dikantongi naik dari US$12,77 juta menjadi US$40,83 juta.
Terpisah, emiten pelayaran PT Sillo Maritime Perdana Tbk. (SHIP) berhasil meraih 8 kontrak sepanjang 2020 dengan total nilai US$336 juta. Pada 2021, perseroan berupaya lebih selektif di tengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Perusahaan PT Sillo Maritime Perdana Tbk. Nadya Victaurine mengatakan sepanjang 2020 perseroan berhasil mendapatkan 8 kontrak baru dan perpanjangan.
"Untuk tahun 2020, total kontrak baru yang didapatkan PT Sillo Maritime Perdana Tbk termasuk entitas anak memperoleh kontrak baru dan perpanjangan adalah 8 kontrak dengan total nilai sekitar US$336 juta," ungkapnya kepada Bisnis.
Pada 2021, pihaknya masih selektif menyusun strategi dan mencoba menjajaki tender-tender dan berbagai peluang terlebih dahulu. Adapun target pendapatan dan penambahan kontrak barunya, masih finalisasi dan belum dapat diungkapkan.
Hingga saat ini, emiten bersandi SHIP termasuk entitas anak memiliki total 20 armada dan seluruhnya beroperasi penuh. Secara umum, SHIP baru melakukan pembelian kapal apabila sudah pasti memenangkan tender, karena biaya investasi kapal yang cukup besar.
"Kami saat ini tengah menjajaki tender untuk mendapatkan kontrak baru serta pembelian armada di tahun 2021. Namun, untuk target pendapatan dan belanja modal, belum dapat kami disclose untuk saat ini karena masih difinalisasi di tingkat manajemen," katanya.
Pada kuartal III/2020, perseroan telah merealisasikan belanja modal US$5 juta sampai dengan akhir kuartal III/2020. Alokasi capital expenditure (capex) itu digunakan untuk pembelian tiga unit kapal.
“Sisa anggaran [capex] senilai US$5 juta masih dalam rencana manajemen untuk direalisasikan sebelum akhir 2020,” ujarnya.
Nadya mengungkapkan emiten itu masih mempertimbangkan untuk merancang aksi korporasi. Tujuannya, untuk memperkuat pondasi bisnis perseroan.
SHIP, lanjut dia, telah memperoleh fasilitas pinjaman US$4 juta pada kuartal III/2020. Dana itu akan digunakan untuk refinancing tiga kapal yang baru dibeli tahun ini.
Sebagai catatan, SHIP membidik pendapatan US$78,79 juta pada 2020. Dari situ, perseroan menargetkan laba bersih US$24,04 juta.