Bisnis.com, JAKARTA – Tiga emiten baru yang melakukan pencatatan saham selepas penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada pekan ini mencatat sejumlah hasil positif.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan ini terdapat tiga pencatatan perdana saham yang diselenggarakan secara virtual.
Diawali pada Senin (1/2/2021), terdapat dua pencatatan saham emiten perbankan yaitu PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) dan emiten ritel PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE).
Kemudian pada Selasa (2/2/2021), PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) resmi tercatat pada Papan Utama BEI sebagai emiten makanan dan minuman.
Sepanjang pekan, saham BANK terus mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, saham BANK tercatat pada level Rp392, atau naik 280 persen sejak resmi melantai.
Sementara itu, saham WMUU sempat mencetak level tertinggi pada perdagangan Rabu (3/2/2021) di level Rp302 per saham. Namun, setelah itu WMUU kembali terkoreksi dan menutup perdagangan pekan ini pada level Rp264 per saham.Sejak IPO hingga akhir peka, saham WMU sudah naik 46 persen.
Baca Juga
Adapun, saham UFOE yang pada perdagangan perdananya melesat 34,65 persen juga menikmati reli besar-besaran pada pekan ini. Saham emiten ritel tersebut parkir di posisi Rp382 per saham. Dengan harga IPO Rp101, saham UFOE sudah melesat 278 persen pada akhir pekan ini.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan sejak awal tahun terdapat 3 perusahaan tercatat baru yang menggalang dana senilai total Rp1,2 triliun dari lantai bursa, yaitu PT FAP Agri Tbk., PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk., dan PT DCI Indonesia Tbk.
“Hingga saat ini, terdapat 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan detail per rincian sektor berdasarkan IDX Industrial Classification (IDX-IC),” kata Nyoman, pekan lalu.
Adapun, calon emiten terpantau banyak berasal dari sektor konsumer siklikal sebanyak 7 perusahaan.Selanjutnya dari sektor konsumer nonsiklikal dan teknologi masing-masing sebanyak 3 perusahaan.Dari sektor bahan dasar, industrial, serta properti dan real estate masing-masing 2 perusahaan.
Lalu, masing-masing satu perusahaan berasal dari sektor energi, keuangan, infrastruktur, serta transportasi dan logistik. Sisanya sebanyak 7 perusahaan masih dalam proses pengelompokan sektoral berdasarkan aturan IDX Industrial Classification.
