Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah terpantau melemah pada perdagangan Selasa (2/2/2021) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.044 per dolar AS, melemah 2 poin atau 0,01 persen dari posisi Rp14.042 pada Senin (1/2/2021).
Sementara itu, data dari Bloomberg mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah 10,5 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.033. Indeks dolar di sisi lain melemah 0,12 persen ke level 90,869.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet memprediksi nilai rupiah akan kembali menguat, ditopang oleh sentimen data dari dalam negeri.
Nilai rupiah juga akan didukung kemajuan vaksinasi setelah AstraZeneca menyetujui penambahan jumlah produksi vaksin di Eropa, setelah peningkatan kasus virus corona.
"Hal ini akan menjadi sentimen bagus untuk pasar keuangan di Asia dan akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah, di kisaran Rp14.000 sampai Rp14.015," ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/2/2021).
Kemarin, rupiah berhasil menguat berkat sentimen positif dari rilis data IHS Markit yang menyebutkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Januari 2021 tercatat naik 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.
Menurut IHS Markit ekspansi semakin cepat dalam permintaan baru selama Januari, dengan kenaikan ketiga pada jumlah bisnis baru yang paling kuat sejak Juli 2014.
Yusuf menambahkan nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi sentimen positif dari luar negeri. Dia menyebut, konsolidasi di pasar keuangan Asia menjadi penyebab membaiknya kinerja keuangan di pasar saham Indonesia. Hal tersebut, lanjut Yusuf, mendorong capital inflow ke Indonesia.