Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Menguat ke Rp14.042, Rupiah Berbalik Terkoreksi

Kurs Jisdor menguat 42 poin atau 0,29 persen dari posisi Rp14.084 pada Jumat (29/1/2021).
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah menguat pada perdagangan Senin (1/2/2021) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.042 per dolar AS, menguat 42 poin atau 0,29 persen dari posisi Rp14.084 pada Jumat (29/1/2021).

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau berbalik melemah 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.037 per dolar AS pada pukul 10.07 WIB, meskipun sempat menguat 3 poin ke level Rp14.027 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,016 poin atau 0,02 persen ke level 90,568 pada pukul 10.04 WIB.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan indeks dolar As serta merta membuat mata uang garuda ikut melemah. Penguatan ini ditopang oleh data internal yang cukup bagus, sehingga pelaku pasar kembali mengoleksi mata uang garuda dengan kembali masuknya modal asing ke pasar finansial dalam negeri.

“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan masih akan fluktuatif di rentang tetapi dibuka menguat di rentang Rp.14.000 - Rp.14.050,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis, Senin (1/2/2021).

Ibrahim menuturkan, salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah sikap pelaku usaha yang mempersiapkan diri memperkuat perekonomian nasional guna menggerakkan roda perekonomian. Hal ini dilakukan dengan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

Hal ini juga ditambah dengan harapan bahwa proses perbaikan ekonomi akan berlanjut sepanjang 2021. Sinyal perbaikan ini sudah terlihat bahkan sejak kuartal IV/2020 lalu saat pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada angka -2,9 persen atau lebih baik dari capaian Kuartal III/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper