Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk., menerbitkan obligasi valas senilai US$400 juta atau setara Rp5,63 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Rabu (27/1/2021) Rp14.091 per dolar AS.
Surat utang itu memiliki tenor 5 tahun dengan non-callable selama 2 tahun dan kupon sebesar 7,75 persen yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.
Adapun, obligasi tersebut diterbitkan melalui entitas usaha perseroan, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Bertindak sebagai joint bookrunners adalah J.P Morgan dan UBS AG Singapore.
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan bahwa pada 22-25 Januari 2021, perseroan dan anak usahanya itu telah melaksanakan virtual roadshow atas penerbitan itu dengan investor dari beberapa negara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Emiten berkode saham DOID itu berhasil menyelesaikan bookbuilding pada 26 Januari 2021 dan mendapatkan respon sangat positif.
Baca Juga
DOID berhasil mengumpulkan pemesanan sebesar lebih dari US$1,15 miliar dari 101 pihak, sehingga penawaran itu mengalami oversubscription sebanyak 2,9 kali.
“Transaksi ini menunjukkan kepercayaan investor yang berkesinambungan terhadap perseroan meski terhadap banyak tantangan pasar di tengah pandemi global yang tengah berlangsung,” ujar Regina kepada Bisnis, Rabu (27/1/2021).
Hasil dana penerbitan surat utang itu akan digunakan perseroan untuk melunasi utang BUMA berdasarkan fasilitas pinjaman dengan MUFG dan obligasi jatuh tempo 2022 senilai US$350 juta yang memiliki kupon 7,75 persen.
Regina menjelaskan bahwa penerbitan ini memungkinkan BUMA untuk memperpanjang profil jatuh tempo utangnya, mengurangi amortisasi, meningkatkan arus kas, dan meningkatkan fleksibilitas operasional untuk mendukung pertumbuhan BUMA ke depannya.
Surat utang itu telah mendapatkan peringkat Ba3 dengan outlook negatif dari Moody's dan peringkat BB- dengan outlook negatif dari Fitch Solutions.